Mentan Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi agrowisata terasiring Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali. . (Foto: Dok. Kementan)
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi agrowisata terasiring Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali. . (Foto: Dok. Kementan)

Tingkatkan Nilai Tambah, Agrowisata Jatiluwih Dikembangkan dengan Mina Padi

Gervin Nathaniel Purba • 12 Desember 2020 11:11
Tabanan: Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong pengembangan konsep mina padi di persawahan agrowisata terasiring Jatiluwih. Menurutnya, hal ini bisa memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya tarik wisata yang lebih tinggi. 
 
Keinginan itu disampaikan Syahrul usai melihat langsung kondisi agrowisata terasiring Jatiluwih, di Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat, 11 Desember 2020. Turut hadir Wakil Ketua Komisi IV DPR I Made Urip dan jajaran Eselon I Kementerian Pertanian (Kementan).
 
"Kami sepakat dengan kepala Subak, Komisi IV DPR , pemerintah daerah, dan berbagai pihak untuk kembangkan potensi Jatiluwih ini melalui tumpangsari padi-ikan. Namanya mina padi dan budidaya ikan bioflok. Pola mina padi adalah pola klasik tapi memelihara alam dan budaya yang bagus dan pariwisata semakin menarik," ujar Syahrul, dikutip keterangan tertulis, Sabtu, 12 Desember 2020.

Jatiluwih dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki sawah terasiring terbesar dan penghasil beras berkualitas tinggi. Kini, Jatiluwih juga dikenal sebagai objek agrowisata kelas dunia.
 
Untuk memelihara sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Jatiluwih, intervensi yang dilakukan pun tidak hanya pengembangan mina padi saja, tapi juga dengan pengembangan ternak dan penanaman komoditas buah-buahan dan perkebunan, seperti kelapa. 
 
Selain itu, Syahrul menegaskan tidak boleh ada alih fungsi lahan untuk menjaga kelestariannya, sehingga Jatiluwih sebagai warisan budaya dunia semakin terjaga.
 
"Artinya rakyat tidak hanya dapat dari pertanian, dan khususnya padi, tapi juga dari nilai  pariwisatanya. Saya berharap Jatiluwih ini menjadi landmark yang paling kuat ke depannya. Nilai budaya kita harus jaga dan tidak boleh ada alih fungsi lahan," ujar Syahrul.
 
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR I Made Urip mengapresiasi upaya Kementan dalam melakukan pengembangan Jatiluwih, sehingga memiliki nilai tambah yang lebih dalam meningkatkan produksi pangan dan wisata. Pengembangan mina padi merupakan upaya yang tepat, karena sudah berhasil dikembangkan di Sleman.
 
"Kami akan selalu memberikan dukungan untuk pertanian. Mina padi diharapkan bisa menjadi contoh pembudidayaan yang dikolaborasikan dengan wisata," kata Made.
 
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menambahkan, sistem budidaya mina padi merupakan implementasi pola integrated farming atau pengelolaan pertanian terpadu. Ini merupakan salah satu langkah nyata Kementan menyiapkan dalam upaya peningkatan ketersediaan pangan pada era pandemi covid-19 dan ketersediaan pangan ke depannya.
 
"Kementan sangat serius mendorong pengembangan pola integrated farming ini melalui pemberian bantuan kredit usaha rakyat (KUR), bantuan bibit, dan sarana produksinya lainnya. Pola ini menjadi model untuk dikembangkan di berbagai daerah, sehingga ketahanan pangan nasional dan di Jatiluwih tentu meningkatkan gairah di sektor pariwisatanya," ucap Suwandi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan