"Selama pandemi, sektor pertanian tumbuh positif 16,24 persen. Bahkan kinerja ekspornya sangat menggembirakan, mencapai Rp258 triliun. Ini tanda pertanian bukan saja menjanjikan, namun juga menguntungkan," kata Syahrul saat lakukan Panen Raya, Gerakan Percepatan Olah Tanah dan Tanam, di Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah, dikutip keterangan tertulis, Kamis, 8 Oktober 2020.
Syahrul berharap Lampung dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan, meskipun dihadapkan pada berbagai macam tantangan. Misalnya, maraknya alih fungsi lahan.
Dalam membantu meningkatkan produktivitas pangan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menegaskan, Kementan terus berkomitmen menyalurkan bantuan untuk budidaya, penanganan pasca panen, dan fasilitas permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Lampung Tengah, dinilai memiliki andil yang cukup besar untuk menambah sumbangan produksi padi. Karenanya telah disalurkan bantuan benih, budidaya padi, dan alat mesin pertanian (alsintan) pasca panen.
Serap KUR
Suwandi juga meminta petani bisa menyerap kredit usaha rakyat (KUR) melalui gerakan kostraling sebagai pengamanan harga gabah. Dengan demikian, ketika musim panen tiba, petani tidak lagi menerima harga gabah yang rendah.
"Kami sudah sediakan KUR untuk komoditas tanaman pangan. Silakan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Terutama bagi penggilingan padi bisa digunakan untuk menyerap gabah petani dengan harga yang layak,“ kata Suwandi.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyampaikan, bahwa KUR sektor pertanian di Lampung mencapai Rp1,5 triliun atau 61,95 persen dari target.
"Serapan KUR Lampung ada di peringkat lima nasional. Setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, Kampung-nya Pak Menteri (Sulawesi Selatan), dan Jawa Barat," ujar Arinal.
Arinal berharap, Provinsi Lampung sebagai salah satu lokomotif pembangunan pertanian nasional memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan petani dan perekonomian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News