Ekonomi Indonesia. Foto : MI.
Ekonomi Indonesia. Foto : MI.

Survei: 35% Organisasi Bisnis Punya Rencana Benar Atasi Krisis

Arif Wicaksono • 02 Mei 2021 21:09
Jakarta: Krisis dapat menjadi bencana besar bagi bisnis atau bahkan dapat menunjukkan kekuatan, kualitas, dan ketahanan bagi organisasi Anda.
 
Satu tahun setelah covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, Global Crisis Survey PwC yang kedua mengamati tanggapan dari komunitas bisnis di seluruh dunia terhadap krisis global paling disruptif dalam hidup kita. Lebih dari 2.800 pemimpin perusahaan yang mewakili berbagai skala bisnis di 29 industri dan 73 negara (termasuk Indonesia), berbagi data dan wawasan dalam survei tersebut.
 
Global Crisis Survey 2021 adalah survei kedua yang diadakan oleh PwC, setelah survei pertama yang dirilis pada 2019. Survei ini adalah penilaian dari tanggapan komunitas bisnis global terhadap gangguan sosial, ekonomi dan geopolitik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Survei ini, yang diwakili oleh 112 business leaders di Indonesia, menunjukkan hasil pengamatan dan memberikan potret menarik tentang taktik, alat, dan proses yang diterapkan perusahaan, dan apa yang berhasil, apa yang tidak, dan mengapa. Setahun terakhir telah memperlihatkan bahwa tantangan manajemen krisis bukanlah tentang memprediksi masa depan tetapi menghadapi hal-hal yang tidak dapat diprediksi.
 
Sebuah bisnis harus fokus pada membangun fondasi ketahanan terhadap kondisi apa pun yang akan datang. Persiapan, ketangkasan, rencana tanggap krisis yang terintegrasi, dan ketahanan sangat penting karena perusahaan terus menghadapi krisis.
 
Lebih dari 70 persen responden global, termasuk Indonesia, mengatakan bisnis mereka terkena dampak negatif pandemi dan 20 persen mengatakan krisis berdampak positif secara keseluruhan pada organisasi mereka.
 
Organisasi yang sukses lebih cenderung mengandalkan tim krisis khusus untuk dapat merespon krisis dengan tepat. Sektor teknologi dan healthcare lebih mungkin terkena dampak positif, sementara sektor pariwisata dan perhotelan mengalami efek paling negatif.
 
Organisasi yang bernasib baik lebih cenderung mengandalkan tim krisis yang berdedikasi untuk mendorong respons mereka terhadap krisis. Tenaga kerja, kegiatan operasional dan supply chain, serta keuangan dan likuiditas adalah area yang paling terkena dampak dengan respons serupa dari Indonesia dan global.
 
“Data dan hasil dari survei menyajikan roadmap yang menarik untuk memikirkan kembali dan memperkuat kemampuan organisasi untuk bertahan,” kata Kristin Rivera, Global Crisis Leader di PwC AS dalam keterangan resminya, Minggu, 2 Mei 2021.
 
“Semua mata akhirnya tertuju ke masa depan. Belajar dari bagaimana bisnis merespons krisis adalah langkah pertama yang penting untuk membangun fondasi yang tepat untuk menghadapi apa pun yang dapat terjadi berikutnya. Perencanaan krisis, program ketahanan dan perlindungan serta pertimbangan akan kebutuhan fisik dan emosional karyawan adalah bagian integral untuk bersiap menghadapi hal-hal yang tak terhindarkan.” jelas dia.
 
Survei PwC mengungkapkan bahwa, bahkan dengan tim krisis yang ditetapkan dengan baik, perusahaan memerlukan program manajemen krisis yang tangkas dan yang dapat beradaptasi untuk mengatasi berbagai jenis disrupsi.
 
Hanya 35 persen organisasi memiliki rencana respon krisis yang sangat relevan, yang berarti sebagian besar organisasi tidak merancang rencana bisnisnya untuk menjadi agnostik krisis,  ciri khas organisasi yang tangguh.
 
Paul van der Aa, selaku Forensic Advisor di PwC Indonesia mengatakan bahwa dibandingkan dengan hasil Global, delapan dari sepuluh organisasi di Indonesia melaporkan mereka berencana untuk meningkatkan investasi dalam membangun ketahanan melalui manajemen krisis, kelangsungan bisnis dan perencanaan darurat.
 
"Bahkan di antara para risk leader, angka itu mencapai sembilan dari sepuluh. Ada banyak cara untuk dijalankan, hanya 22 persen dari responden kami yang merasakan bahwa berbagai fungsi manajemen krisis mereka terintegrasi dengan sangat baik," jelas dia.
 
Di masa yang belum pernah terjadi sebelumnya, organisasi mengambil tindakan penting untuk fokus pada kesehatan karyawan dalam menanggapi covid-19. Organisasi memberikan dukungan mulai dari menerapkan kerja jarak jauh dan protokol keselamatan, sampai membantu karyawan dengan problem pribadinya. Kemampuan untuk beradaptasi, dan mengelola perubahan mendasar dalam cara kita hidup dan bekerja adalah inti dari ketahanan individu dan organisasi.
 
Hampir 70 persen responden Indonesia menyatakan bahwa mereka telah melakukan formal after action review atas tanggapannya terhadap covid-19, sedangkan hanya 49 persen  responden secara global yang telah melaksanakan review tersebut.
 
Covid-19 tetap menjadi ancaman di masa depan, tetapi masalah organisasi lainnya masih tetap ada. Menurut responden Indonesia, lima masalah utama krisis adalah pandemi global, gangguan teknologi, kejahatan dunia maya, gangguan persaingan atau pasar, dan keuangan atau likuiditas.
 
Lebih dari 95 persen pemimpin bisnis, baik di Indonesia maupun global, melaporkan bahwa kapabilitas manajemen krisis mereka perlu ditingkatkan.
 
Untuk merancang rencana penanggulangan krisis strategis, pertama-tama perusahaan harus menunjuk tim penanggulangan krisis yang dapat menyelaraskan rencana krisis dengan strategi, sasaran dan tujuan perusahaan; dan fokus pada peningkatan berkelanjutan dan membangun program ketahanan terintegrasi.
 
Selain itu, perusahaan perlu memahami bahwa program terintegrasi sangat penting untuk melaksanakan respons krisis yang sukses dan untuk membangun ketahanan. Pikirkan secara holistik tentang bagaimana membangun ketahanan, mulailah memecah silo, dan mengintegrasikan kompetensi ketahanan inti.
 
Ketahanan organisasi sangat penting - tidak hanya untuk keberhasilan organisasi, tetapi untuk bertahan hidup. Organisasi harus meningkatkan ketahanan organisasinya, menetapkan prioritas yang strategis, mulai menumbuhkan budaya ketahanan, dan memeriksa respon krisis di seluruh organisasi.
 
Dalam CEO Survey tahunan PwC ke-24, yang diterbitkan awal bulan ini, 76 persen CEO percaya bahwa pertumbuhan ekonomi global akan membaik pada 2021.
 
Optimisme tersebut sejalan dengan data Global Crisis Survey PwC 2021, dengan tiga dari empat perusahaan yakin dapat berhasil mengintegrasikan apa yang telah dipelajari melalui krisis dan memperkuat ketahanan organisasinya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan