Jakarta: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan menggenjot produksi gas di lapangan Kepodang, Blok Muriah. Hal ini seiring PT Saka Energi, anak usaha PGN menjadi operator penuh terhadap wilayah kerja tersebut.
Direktur Utama PGN Suko Hartono mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan kembali mengaliri gas minimal 10 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
"Minimal nanti akan mengalir 10 sampai 20 MMSCFD gasnya," kata Suko dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR-RI di Komplek Parlemen Senayan, Senin, 6 Juli 2020.
Adapun produksi gas dari lapangan gas telah dihentikan pada 23 September 2019.Pada 2017 lalu, Petronas Carigali Muriah Ltd (PCML) pemilik hak partisipasi mayoritas menyatakan lapangan Kepodang dalam kondisi kahar (force majeure). Penyebabnya adalah hasil temuan cadangan tidak sesuai dengan prediksi.
Padahal gas harus dialirkan melalui pipa menuju fasilitas penerimaan di darat kemudian disalurkan menuju Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok milik PLN.
Karena itu, berakhir pula Gas Sales Agreement antara PCML dan PLN serta Gas Transportation Agreement antara KJG, PCML, dan PLN.
Kemudian pada 31 Januari 2020, Saka Energi pemilik hak partisipasi minoritas yakni 20 persen mengambil alih 80 persen hak partisipasi milik Petronas melalui penandatanganan Deed of Assignment (DoA). Melalui DoA tersebut, Saka menjadi operator Wilayah Kerja Muriah dengan hak partisipasi 100 persen.
Direktur Keuangan PGN Arie Nobielta Kaban menambahkan pihaknya tengah menunggu Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan PT PLN (Persero). PGN telah mengantongi izin dari SKK Migas untuk menyalurkan gas dari lapangan Kepodang itu kembali.
"Sekarang kita menunggu PJBG, sudah diberi izin dari SKK Migas untuk mengalirkan lagi. Tunggu PJBG dengan PLN. Kalau sudah ada itu maka akan beroperasi lagi sehingga bisa nanti kita reverse terkait impairment," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News