Jakarta: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menekankan salah satu faktor pendorong perekonomian Indonesia saat ini yaitu hilirisasi industri Sumber Daya Alam (SDA). Pemerintah sendiri telah melakukan pelarangan ekspor barang mentah yaitu nikel, dan akan dilanjutkan dengan pelarangan ekspor bauksit pada 2022 dan timah pada 2023.
Menurutnya, pelarangan ini sebagai cara agar hilirisasi dilakukan di dalam negeri sehingga memberikan nilai tambah yang tinggi dan juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, Bahlil mengapresiasi langkah PT Freeport Indonesia (PT FI) dalam membangun industri smelter terbesar di dunia yang berlokasi di JIIPE, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Bahlil berharap pembangunan smelter tembaga kedua PT FI ini dapat berjalan sesuai dengan target, yaitu akan selesai pada akhir 2023 dan mulai beroperasi pada Mei 2024.
"Harus diingat, PT FI bukan lagi milik asing seperti dahulu. PT FI sudah milik Indonesia. 51 persen sahamnya sudah milik Indonesia. Milik kita semua. Tambang Freeport ini adalah salah satu yang berkelas di dunia. Kalau kita mampu mengelola dengan baik, ini akan memberikan satu bargain posisi tersendiri Indonesia di mata dunia, bahwa kita sebagai anak negeri bisa mengelola sumber daya dalam negeri dengan baik," ujar Bahlil saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia di Tembagapura, Rabu, 17 Agustus 2022.
Bahlil menjelaskan, saat ini hilirisasi industri di Indonesia sudah pada jalur yang benar. Bahlil mengungkapkan pada 2017 lalu, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok mencapai USD18 miliar, dan di 2021 masih tercatat defisit sebesar USD2,5 miliar.
Akan tetapi, pada semester I-2022 ini, neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok tercatat surplus sebesar USD1 miliar, dan secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia juga tercatat surplus sebesar USD15,55 miliar.
Dalam kesempatan ini, Bahlil juga mengingatkan PT FI untuk terus melakukan kolaborasi dengan pengusaha lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar area pertambangan dalam berbagai bentuk kemitraan yang berkelanjutan, sehingga tercipta multiplier effects yang positif dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di daerah.
"Saya ingin menyampaikan dampak investasi harus terasa di daerah. Setiap investasi yang masuk dalam seluruh NKRI harus berkolaborasi dengan pengusaha dan UMKM daerah. Kita harus menjadikan daerah menjadi tuan di negeri sendiri," ucap Bahlil.
Melalui momentum Hari Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia, Bahlil mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya warga Papua untuk bersama-sama menumbuhkan semangat kolektif dan kolaboratif. Persatuan bangsa menjadi modal kuat bagi Indonesia untuk mampu melewati tantangan dan ancaman resesi global, serta bangkit bersama menjadi negara maju.
"Torang Bisa. Merdeka, Merdeka, Merdeka!" tutup Bahlil.
Menurutnya, pelarangan ini sebagai cara agar hilirisasi dilakukan di dalam negeri sehingga memberikan nilai tambah yang tinggi dan juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, Bahlil mengapresiasi langkah PT Freeport Indonesia (PT FI) dalam membangun industri smelter terbesar di dunia yang berlokasi di JIIPE, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Bahlil berharap pembangunan smelter tembaga kedua PT FI ini dapat berjalan sesuai dengan target, yaitu akan selesai pada akhir 2023 dan mulai beroperasi pada Mei 2024.
"Harus diingat, PT FI bukan lagi milik asing seperti dahulu. PT FI sudah milik Indonesia. 51 persen sahamnya sudah milik Indonesia. Milik kita semua. Tambang Freeport ini adalah salah satu yang berkelas di dunia. Kalau kita mampu mengelola dengan baik, ini akan memberikan satu bargain posisi tersendiri Indonesia di mata dunia, bahwa kita sebagai anak negeri bisa mengelola sumber daya dalam negeri dengan baik," ujar Bahlil saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia di Tembagapura, Rabu, 17 Agustus 2022.
Bahlil menjelaskan, saat ini hilirisasi industri di Indonesia sudah pada jalur yang benar. Bahlil mengungkapkan pada 2017 lalu, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok mencapai USD18 miliar, dan di 2021 masih tercatat defisit sebesar USD2,5 miliar.
Akan tetapi, pada semester I-2022 ini, neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok tercatat surplus sebesar USD1 miliar, dan secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia juga tercatat surplus sebesar USD15,55 miliar.
Baca juga: Jokowi: RI Sudah Jadi Produsen Kunci dalam Rantai Pasok Baterai Litium Global |
Dalam kesempatan ini, Bahlil juga mengingatkan PT FI untuk terus melakukan kolaborasi dengan pengusaha lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar area pertambangan dalam berbagai bentuk kemitraan yang berkelanjutan, sehingga tercipta multiplier effects yang positif dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di daerah.
"Saya ingin menyampaikan dampak investasi harus terasa di daerah. Setiap investasi yang masuk dalam seluruh NKRI harus berkolaborasi dengan pengusaha dan UMKM daerah. Kita harus menjadikan daerah menjadi tuan di negeri sendiri," ucap Bahlil.
Melalui momentum Hari Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia, Bahlil mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya warga Papua untuk bersama-sama menumbuhkan semangat kolektif dan kolaboratif. Persatuan bangsa menjadi modal kuat bagi Indonesia untuk mampu melewati tantangan dan ancaman resesi global, serta bangkit bersama menjadi negara maju.
"Torang Bisa. Merdeka, Merdeka, Merdeka!" tutup Bahlil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News