Sebagai forum dialog resmi G20 yang mewakili komunitas bisnis global, B20 bertugas memformulasikan rekomendasi kebijakan atas sejumlah isu global yang selaras dengan agenda G20. Sebagai bagian dari engagement group G20, legacy program B20 adalah selaras dengan prioritas G20 untuk tiga agenda yaitu global health architecture, digital transformation, dan energy transition.
Agenda hari pertama diawali dengan Ministerial Talk bertema Aligning the Role of Business with G20 Priorities: To Recover Stronger, Recover Together' dan dihadiri oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif; Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin; Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno; serta Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Menko Marves Luhut menjelaskan kepada pengusaha dunia yang hadir di B20 Summit Indonesia saat ini sangat berbeda dengan belasan tahun lalu. "Ini Indonesia baru. Ke depannya, Indonesia berkomitmen untuk melakukan transisi, sehingga tidak lagi mengandalkan ekspor komoditas mentah. Indonesia juga akan menurunkan emisi karbon dengan memprioritaskan terciptanya industri hijau," jelas Luhut, dilansir Mediaindonesia.com, Senin, 21 November 2022.
Dalam sesi pembahasan mengenai sistem investasi yang lebih adil dan efisien pascapandemi, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan dunia saat ini, selain pandemi covid-19, juga dihadapkan dengan krisis geopolitik antara Rusia-Ukraina. Untuk dapat pulih dari pandemi yang sempat mengguncang ekonomi global, dibutuhkan sebuah terobosan konsep ekonomi yang adil, inklusif, dan sistem investasi yang berkelanjutan.
Bahlil sangat mengapresiasi langkah Kadin Indonesia yang menginisiasi forum penting untuk mencari solusi terbaik untuk mempromosikan sistem ekonomi dan investasi yang adil dan inklusif. "Saat ini membangun investasi yang berkelanjutan sudah menjadi konsensus global untuk menciptakan industrialisasi yang ramah lingkungan dengan menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Indonesia memiliki semua sumber daya EBT. Di Kayan, Kalimantan, ada PLTA sekitar 12 ribu MW yang sudah dibangun industri hijaunya terbesar di dunia. Di Papua, 23 ribu MW di Mamberamo," ujar Bahlil.
Bangun industri ramah lingkungan
Bahlil mengatakan Pemerintah terus berkomitmen membangun industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan sumber daya EBT. "Pemerintah menerbitkan regulasi dan kebijakan, namun pada akhirnya swasta atau pebisnis yang akan mengimplementasikan kebijakan ini. Untuk itu, ada peran yang lebih luas dari sektor swasta, salah satunya mendorong terciptanya investasi berkelanjutan yang ramah lingkungan dan bagaimana kita dapat berkolaborasi mencapai tujuan target net zero emissions," tambah Bahlil.Selain Ministerial Talk, B20 Summit juga menggelar sesi dialog terkait investasi hijau untuk pertumbuhan berkelanjutan yang diisi oleh pembicara kunci yakni President Asian Development Bank (ADB); Group Chairman, HSBC Holdings Masatsugu Asakawa, Mark Tucker; dan juga President & Group CEO Petronas Datuk Tengku Muhammad Taufik. Hari pertama B20 Summit juga menjadwalkan panel discussion yang membahas Realizing B20 Key Priorities and Recommendations yang telah diformulasikan enam Task Forces (TF) dan satu Action Council.
Panel ini terbagi dalam beberapa sesi. Sesi pertama dimulai dengan pemaparan rekomendasi dari Digitalization TF dan Integrity & Compliance (I&C) TF yang dipimpin setiap Task Force Chair, yakni Ririek Adriansyah dan Haryanto T. Budiman. Pada sesi ini ada beberapa pembicara kunci yang hadir. Di antaranya Assistant Secretary-General and CEO of the UNGC Sanda Ojiambo; CEO, GoTo Andre Soelistyo; Global Head of Financial Crime & Industry Affairs London Stock Exchange Group Che Sidanius; Vice President of Global Public Policy, Amazon Web Services Michael Punke; Co-Founder Marvell Technology Group Sehat Sutardja; dan moderator Chandrajit Banerjee, Director General, Confederation of Indian Industry (CII).
Sesi kedua memaparkan rekomendasi Future of Work & Education (FoWE) TF dan Women in Business Action Council (WiBAC) yang dipimpin FoWE TF Chair Hamdhani Dzulkarnaen Salim dan WiBAC Chair Ira Noviarti. Pembicara yang hadir pada sesi ini di antaranya CEO Orestia, Maria Fernanda Garza; President, World Employment Confederation Bettina Schaller; President, Argentina Business Organisation (UIA) Daniel Funes de Rioja; President, International Organization of Employers Michele Parmelee; President and CEO Kale Group Zeynep Bodur Okyay; dan President Director, Permata Bank Meliza M Rusli.
Baca juga: B20 Indonesia Summit 2022 Hasilkan 25 Rekomendasi Kebijakan untuk KTT G20 |
Sesi ketiga, dipimpin Trade & Investment (T&I) Task Force Chair Arif Rachmat, bersama pembicara lainnya yakni President the UN SDSN Jeffrey Sachs; Director Indofood Sukses Makmur Axton Salim; Executive Vice-President, International and President, China of AstraZeneca Leon Wang; Executive Vice President, US Chamber of Commerce Myron Brilliant; President Director, HM Sampoerna Vassilis Gkatzelis, dan Founder, Tsingshan Holding Group Xiang Guangda.
Pembahasan sesi keempat dibuka oleh Energy, Sustainability and Climate (ESC) TF Chair Nicke Widyawati, dan Finance and Infrastructure (F&I) TF Chair Ridha DM Wirakusumah. Sesi lalu dilanjutkan dengan diskusi panel terkait pembiayaan berkelanjutan bersama Executive Chair Hyundai Motor Group Euisun Chung; CEO Vale Indonesia Febriany Eddy; CEO Johannesburg Stock Exchange (JSE) Leila Fourie; Senior Vice President, Saudi Aramco Mohammed Y. Al Qahtani; President and CEO Mitsubishi Heavy Industries Seiji Izumisawa; CEO, Macquarie Group Asia Verena Lim; dan Secretary General, International Chamber of Commerce (ICC) John Denton.
Ketua Umum Kadin Indonesia dan Host of B20 Indonesia Arsjad Rasjid, mengatakan melalui B20, Kadin Indonesia mencoba mengambil peran aktif untuk menyalurkan aspirasi pengusaha atau pelaku bisnis untuk mengembangkan langkah yang produktif dan inovatif demi kepentingan ekonomi secara nasional maupun global.
"Kami meyakini, semua rekomendasi kebijakan dan legacy B20 yang menjadi kunci pemulihan ekonomi global akan dijalankan, diadopsi, dan diimplementasikan oleh negara-negara G20 yang mewakili 6,5 juta komunitas bisnis internasional dan memengaruhi arah sosial ekonomi dunia serta menyumbang 80 persen PDB global," tambah Arsjad.
B20 rancang 25 rekomendasi
Senada dengan Arsjad, Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan, selama setahun B20 bekerja tanpa lelah, bertemu banyak komunitas pebisnis, baik skala besar maupun kecil, dari seluruh penjuru dunia, juga pakar serta pemimpin lembaga dunia yang bersama-sama berkolaborasi untuk mencapai hasil nyata dalam berbagai bentuk."B20 Indonesia telah merancang 25 policy recommendation dan 68 policy action bagi negara G20 yang mencakup tiga aspek prioritas. Pertama, memprioritaskan inovasi untuk membuka peluang pertumbuhan pascapandemi. Kedua, memberdayakan UMKM dan kelompok rentan. Ketiga, mendorong kolaborasi antara negara maju dan berkembang," ujarnya.
Rekomendasi Kebijakan B20 Indonesia Terkait rumusan rekomendasi kebijakan, setiap TF merumuskan rekomendasi setelah mengidentifikasi persoalan dan tantangan. Rumusan rekomendasi kebijakannya bertujuan mengatasi kelangkaan energi dan mempercepat transisi menuju energi berkelanjutan. Dari ESC TF, ada tiga rekomendasi yang dihasilkan. Yaitu meningkatkan kerja sama global dalam mempercepat transisi ke penggunaan energi berkelanjutan. Sedangkan di Integrity and Compliance (I&C TF), rekomendasinya memperkuat tata kelola untuk memerangi risiko kejahatan dunia maya dan mengurangi risiko pencucian uang & pendanaan terorisme.
Selain itu, I&C TF juga bertujuan mendorong praktik bisnis yang mengadopsi prinsip-prinsip ESG atau keberlanjutan demi masa depan bisnis dan lingkungan. Untuk itu, I&C TF merumuskan rekomendasi yang mempromosikan tata kelola berkelanjutan dalam bisnis melalui dukungan inisiatif ESG/LST.
Sementara itu, rekomendasi Digitalization TF bertujuan memanfaatkan teknologi digital untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan mendorong penciptaan lapangan kerja, mempromosikan pendidikan dan keterampilan. Tujuan rekomendasi Digitalization TF ini berhubungan sangat erat dengan FoWE TF. Adopsi teknologi dan penguasaan kemampuan digital sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan, dunia kerja atau usaha dan industri yang ke depannya akan terotomatisasi dan semakin digital.
Selaras dengan Digitalization TF, tujuan rekomendasi FoWE TF mendorong penciptaan lapangan kerja, mempromosikan pendidikan dan keterampilan untuk produktivitas melalui teknologi digital. Sedangkan Trade & Investment (T&I) TF yang juga punya peran sangat krusial dan menjadi jantung dari ekonomi bisnis, memiliki tujuan mempromosikan perdagangan dan investasi global pasca pandemi yang terbuka, adil, dan efisien. Salah satu rekomendasi utama T&I TF mempromosikan tata kelola multilateral perdagangan dan investasi global pascapandemi yang terbuka, adil, inklusif dan efisien melalui reformasi WTO serta mengakselerasi perdagangan dan investasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan yang sejalan dengan SDGs.
Lalu, Finance & Infrastructure (F&I) TF bertujuan meningkatkan akses ke pembiayaan yang terjangkau. Rekomendasinya meningkatkan akses sumber pembiayaan infrastruktur yang terjangkau, mempercepat adopsi infrastruktur digital dan memperbaiki regulasi jasa keuangan global.
Terakhir, Women in Business Action Council (WiBAC) bertujuan mempercepat ketersediaan aspek pendukung bisnis yang dipimpin perempuan dan menghilangkan praktik kekerasan berbasis gender di tempat kerja. Beberapa rekomendasi yang diajukan WiBAC, di antaranya memberdayakan pengusaha perempuan dan mengaktifkan kemampuan digital dan kepemimpinan perempuan. Baik Arsjad maupun Shinta mendorong semua pelaku bisnis dan Pemerintah untuk membangun momentum kerja sama dan kolaborasi yang telah dimulai oleh B20 Indonesia, untuk terus mendukung pemulihan ekonomi nasional dan global yang bersifat inklusif dan berkelanjutan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id