Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan keputusan perubahan fokus bisnis tersebut telah dievaluasi manajemen secara komprehensif dengan beberapa latar belakang.
"Batik Air terus merefleksikan strategi bisnis dalam menghadapi tantangan dan analisis peluang kini dan mendatang," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 4 Mei 2022.
Danang menjelaskan fokus program rute internasional akan digarap bersama Batik Air di Malaysia (rebranding Malindo Air) melalui konsep penerbangan interline (saling terhubung).
Dengan konsep tersebut diharapkan akan membuka kesempatan para penumpang untuk terbang ke rute-rute maskapai mitra dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) semakin luas, antara lain Alor Setar, Amritsar, Bengaluru, Chennai, Chiang Mai, Colombo, Delhi, Dhaka, Hanoi, Ho Chi Minh City, Kathmandu, Kochi, Lahore, Mumbai, Phnom Penh, Trichy, Trivandrum, Yangon dan kota tujuan lain di berbagai penjuru dunia.
Untuk di Indonesia, Danang menambahkan, pihaknya telah mempersiapkan dan menempatkan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali (DPS) menjadi penghubung utama (hub) untuk jaringan internasional ke Australia (Perth, Melbourne, Brisbane, Adelaide, Sydney, Auckland, Canberra), Selandia Baru, dan Asia Timur (Republik Rakyat Cina, Taiwan, Hongkong, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Mongolia).
Bali juga akan menjadi hub untuk rute Asia Tenggara (Thailand, Malaysia, Filipina, Myanmar, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Loas), Asia Selatan (Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, Sri Lanka), Timur Tengah, dan negara lain.
Adapun, relaksasi (pelonggaran) pembatasan secara progresif memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk prospek perjalanan internasional.
"Batik Air memprediksi dan optimis, mulai semester kedua 2022 dan seterusnya rute internasional akan menunjukkan peluang pasar dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News