PTPN Group menyiapkan 2.000 liter minyak goreng dan 2.000 kilogram (kg) gula Nusakita Untuk membantu meringankan beban ekonomi masyarakat Yogyakarta. Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara Dwi Sutoro menjelaskan, sejak Januari lalu PTPN Group sudah dan terus memasarkan 6.000 ton minyak goreng per bulan dengan harga terjangkau ke berbagai wilayah.
Menurut dia, dari jumlah tersebut, 4.000 ton di antaranya minyak goreng kemasan dan 2.000 ton minyak goreng curah. Untuk sementara, 80 persennya memang masih untuk memenuhi kebutuhan di Sumatra Utara sampai Aceh, lantaran pabrik PT Industri Nabati Lestari (PT INL), selaku anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara yang memproduksi minyak goreng, berlokasi di Sumatra Utara.
"Operasi pasar murah minyak goreng ini kami utamakan di wilayah Sumatra bagian Utara, karena PT Industri Nabati Lestari, anak perusahaan kami yang memproduksi minyak goreng berada di Sumatra Utara, sehingga biaya logistik lebih murah," ujar Dwi Sutoro, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 23 Februari 2022.
Dia menjelaskan, saat ini perseroan melakukan operasi pasar di Yogyakarta, sekaligus menjadi bagian dari upaya untuk melakukan penetrasi pasar di wilayah Jawa. Pada operasi pasar ini, PTPN Group menjual minyak goreng kemasan premium dengan harga Rp14 ribu per liter dan yang kemasan sederhana Rp13.500 per liter.
"Mulai Februari ini karena kebutuhan luar biasa kita jual minyak curah juga atas izin Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan harga Rp11.500 per liter," ujar Dwi Sutoro.
Sejak pagi, warga Yogyakarta terutama kaum ibu, sudah mendatangi operasi pasar minyak goreng dan gula yang diselenggarakan PT LPP Agro Nusantara di Pendopo Agung Royal Ambarukmo. Hadir pada operasi pasar Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Dwi Sutoro, Direktur PT LPP Agro Nusantara Pranoto Hadi Raharjo, SEVP Business Support Sosiawan Hary Kustanto, dan SEVP Operation Pugar Indriawan.
Seorang ibu menuturkan, di pasar harga minyak goreng masih terasa memberatkan, padahal minyak goreng yang dihasilkan dari kelapa sawit ini merupakan salah satu bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat untuk kebutuhan dapur. "Itu kan kalau di pasar masih Rp40 ribu per dua liter. Syukur Alhamdulillah di sini hanya Rp14 ribu per liter atau Rp28 ribu per dua liter," kata dia.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara Mohammad Abdul Ghani sebelumnya menyampaikan, operasi pasar minyak goreng ini merupakan bagian dari komitmen Holding Perkebunan Nusantara selaku BUMN yang memiliki kebun tebu dan kelapa sawit, untuk menjalankan amanat Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) dari komoditas Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan baku minyak goreng.
"Misi besar ini merupakan misi sosial PTPN Group dalam rangka membantu masyarakat di tengah meningkatnya harga CPO yang berdampak pada meningkatnya harga minyak goreng di pasaran, tentunya kondisi ini membuat daya beli masyarakat menurun sehingga kami melakukan operasi pasar ini," ujar Mohammad Abdul Ghani.
Minyak goreng merek Nusakita diproduksi oleh PT Industri Nabati Lestari (PT INL) sebagai anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). PT INL yang berpusat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Medan, Sumatra Utara ini telah melakukan beberapa terobosan dalam proses stabilisasi harga komoditas olahan kelapa sawit, khususnya minyak goreng di dalam negeri. Dengan kapasitas produksi yang dimiliki tersebut, PT INL mampu memenuhi kurang lebih dua persen per tahun dari kebutuhan minyak goreng rumah tangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News