Kepala Unit Humas dan Kesekretariatan Semen Padang Nur Anita Rahmawati mengatakan, efisiensi penggunaan bahan kimia hingga pengurangan jumlah sisa pemakaian yang dilakukan Kim Pro sejalan dengan visi dan misi Semen Padang.
baca juga: Semen Padang Hadapi Banyak Tantangan |
"Improvement ini selaras dengan visi perusahaan, yakni, menjadi perusahaan persemenan yang andal, unggul dan berwawasan lingkungan di Indonesia bagian barat dan Asia Tenggara, dengan misi memberdayakan, mengembangkan dan mensinergikan sumber daya perusahaan berwawasan lingkungan," kata Anita, dikutip dari Antara, Kamis, 4 Agustus 2022.
Ketua Kim Pro, Jen Riadi mengatakan timnya telah melakukan efisiensi penggunaan bahan kimia, berawal dari keterlambatan pasokan bahan kimia strontium nitrat di laboratorium kimia produk.
"Keterlambatan tersebut mengakibatkan terhentinya pengujian kapur bebas, bahkan sampai satu bulan lamanya," katanya.
Menurut dia, pengujian kapur bebas ini dilakukan setiap hari untuk memastikan kualitas klinker dan semen sesuai dengan persyaratan SNI/ASTM
Untuk mengantisipasi keterlambatan pasokan strontium nitrat, sebut Jen, Kim Pro mencoba alternatif bahan kimia lain yang mempunyai fungsi sama dengan strontium nitrat.
"Berdasarkan hasil studi literatur, barium klorida dapat digunakan sebagai katalis," katanya
Tim analis Kim Pro adalah analis yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Laboratorium Penguji Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) kemudian melakukan pengujian penggunaan katalis barium.
Dari pengujian yang dilakukan, diketahui hasil validasi menunjukkan seluruh parameter pengujian yang meliputi uji deviasi, akurasi, presisi, dan reproducibility telah memenuhi syarat keberterimaan.
"Dari pengujian kami, barium klorida dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai pengganti strontium nitrat dalam analisis kapur bebas di laboratorium Unit Quality Assurance PT Semen Padang," ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan anggota Kim Pro, Rika Warni yang mengatakan salah satu indikator yang menyebabkan berkurangnya sisa pemakaian bahan kimia di laboratorium Unit Quality Assurance hingga 75 persen adalah penggunaan barium klorida.
"Bahkan, penggunaan barium klorida ini juga dapat mengurangi kerentanan personel terpapar, dibandingkan strontium Nitrat. Karena, penggunaan barium klorida untuk sekali pengujian sebesar 0,5 gram. Sedangkan strontium nitrat sebanyak dua gram," ujarnya.
Selain itu, penggunaan barium klorida juga dapat menekan biaya sebesar 95,10 persen, yaitu dari Rp48.801.600 per tahun turun menjadi Rp2.880.000 per tahun.
"Hasil improvement ini telah kami implementasikan sejak 2021," katanya.
Improvement penggunaan barium klorida ini, kata Rika, juga telah diikutkan pada ajang Semen Padang Improvement Event (SPIE) 2021 dan meraih penghargaan tertinggi dengan predikat Platinum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id