Ilustrasi Kimia Farma. Foto: MI/M Irfan
Ilustrasi Kimia Farma. Foto: MI/M Irfan

Lembaga Investasi Tiongkok Tanam Modal Rp1,86 Triliun ke Kimia Farma

Insi Nantika Jelita • 14 November 2022 11:32
Jakarta: Lembaga investasi Tiongkok, Silk Road Fund (SRF) bersama Indonesia Investment Authority (INA) resmi menginvestasikan pengembangan industri kesehatan di Indonesia melalui PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Kimia Farma Apotek (KFA) senilai Rp1,86 triliun.
 
"BUMN mendukung upaya ini sebagai bentuk konkret mengembangkan sektor kesehatan di Indonesia, khususnya setelah pandemi agar sektor kesehatan lebih bisa dijangkau oleh masyarakat," kata Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury usai penandatanganan kesepakatan investasi di Seminyak, Bali, dilansir Media Indonesia, Senin, 14 November 2022.
 
Kolaborasi itu dituangkan melalui penandatanganan Conditional Share Subscription and Purchase Agreement beserta dokumen transaksi terkait lainnya antara KAEF dan anak usahanya KFA dengan SRF dan INA. Dari total investasi Rp1,86 triliun, 40 persen untuk kepemilikan di KFA, tergantung kepada closing account mechanics berdasarkan laporan keuangan pada saat completion.
 
Baca juga: Peluang Besar, Pelaku Bisnis Negara Anggota G20 Diajak Investasi di Sektor Kesehatan

Pahala juga menjelaskan investasi dengan Tiongkok ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis KFA, sehingga dibutuhkan modal.
 
"Kerja sama investasi ini guna mengembangkan usaha KFA, pengembangan produk, perbaikan struktur permodalan, semua butuh modal kerja," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Kimia Farma David Utama mengatakan, Kimia Farma Group merupakan perusahaan kesehatan yang terintegrasi dan memiliki kapasitas dari hulu ke hilir pada rantai nilai sektor farmasi, dengan memiliki 1.200 apotek, 400 klinik, dan hampir 80 laboratorium.
 
"Kita ada dari hulu sampai paling hilir, kita punya industri bahan baku obat yang mana kita bisa menyuplai kebutuhan akan bahan baku obat ke industri farmasi. Kita juga punya industri pembuatan obat dengan 10 manufacturing," urainya.
 
Ia menilai Indonesia memiliki 'tambang emas' dalam bidang pengembangan kesehatan. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama investasi. Menurutnya, masuknya investor asing tidak akan menjadi kendala krusial dalam kemajuan industri kesehatan nasional.
 
"Dengan adanya sinergi kerja sama investasi dari SRF dan INA akan membuat unlocking value healthcare (membuka rantai nilai kesehatan). Kolaborasi ini yang kami butuhkan untuk membawa industri kesehatan kita ke level berikutnya," pungkasnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan