Pupuk Bersubsidi. Foto : MI.
Pupuk Bersubsidi. Foto : MI.

Kebut Pencapaian Ketahanan Pangan, Wamentan Urai Kelangkaan Pupuk dan Benih

Husen Miftahudin • 04 Agustus 2021 14:23
Jakarta: Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengurai berbagai persoalan pertanian guna mempercepat tercapainya ketahanan pangan nasional. Termasuk soal kelangkaan pupuk dan benih.
 
"Kami memberikan kepastian bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) tentu akan membela masalah yang terus menghantui kita bersama. Karena produksi ini menjadi sangat penting, dan saya akan monitor, mudah-mudahan segera terlaksana. Ini menjadi perhatian kita semua," ujar Harvick dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 4 Agustus 2021.
 
Harvick menyatakan bahwa pihaknya juga akan terus mendorong peningkatan kapasitas dan sumber daya para petani di daerah tersebut. Terkait hal ini, dirinya mendorong para penyuluh untuk giat menginformasikan kepada para petani soal pola tanah dan lain sebagainya.

Dia menekankan sektor pertanian merupakan penyumbang yang cukup besar dalam perekonomian nasional. Meskipun di sisi yang lain ia mengakui bahwa banyak persoalan yang terjadi pada sektor pertanian ini.
 
"Kalau masalah pangan ini karena memang kita agraris juga banyak sekali varian. Soal lahan yang terus berkurang ini juga menjadi PR (Pekerjaan Rumah), dan saya terus berdiskusi dengan Pak Presiden dan rutin selalu saya sampaikan. Beliau selalu mengkritisi bagaimana ini membuat korporasi dari koperasi pertanian," jelasnya.
 
Sementara itu, ia mengakui kelompok petani milenial yang menyasar anak-anak muda memang bukan perkara mudah. Tantangan yang dihadapi muncul di beberapa hal, misalnya soal arus informasi yang saat ini bisa diakses secara mudah sehingga memberikan peluang pendapatan yang besar.
 
"Jadi, income nomor satu kemudian trust. Trust ini terkait ketersediaan benih, irigasi, terus juga macam-macam alsintan (alat dan mesin pertanian), teknologi, walaupun kita sudah banyak sekali teknologi. Saya lihat sendiri bahwa kita juga sudah sangat maju teknologi pertanian," ucap dia.
 
Ia menekankan, kepala daerah mulai dari bupati hingga gubernur harus turun langsung memberikan kepastian kepada para petani. Informasi yang berasal dari pusat, tidak boleh terputus dan hanya sampai di level pemerintah daerah, namun harus dapat diterjemahkan hingga ke petani.
 
"Bapak Ibu petani mudah-mudahan tidak kapok. Terus menyekolahkan anaknya tidak di sektor pertanian, akhirnya lahan yang dimiliki untuk pertanian dijual. Ini tidak bisa dicegah. Kecuali kita lindungi dengan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang), tapi ini sulit. Bahwa menjadikan profesi petani ini menarik, perlu kerja sama kita semua. Jangan sampai neraca impor-ekspor lebih tinggi impor," tegas Harvick.
 
Harvick mengungkapkan, target yang ingin dicapai bukan hanya terpatok pada terciptanya ketahanan pangan. Lebih jauh dari itu, ia ingin agar sektor pertanian Indonesia juga terwujud ketangguhan nasional (national resilience).
 
"Bahwa sangat bergantung kepada food resilience (ketangguhan pangan), syukur-syukur bisa kedaulatan pangan. Ini penting, karena ke depan saya lihat perkembangan ekonomi ini hampir 100 persen pangan. Makanya saya selalu menyinergikan ini dengan Kementerian Perdagangan agar jangan sampai mengeluarkan kebijakan yang bertentangan, sehingga masyarakat bingung," bebernya.
 
Dia mengaku sudah beberapa kali terjadi kebijakan yang menuai pro dan kontra. Misalnya, soal impor beras yang mengalami miss informasi dan perbedaan data, meski akhirnya pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan bahwa tahun ini Indonesia tidak melakukan impor beras.
 
"Saya bersyukur sekali karena pertama kali yang menolak impor beras itu adalah saya. Jadi syukur Alhamdulillah ternyata banyak juga yang menolak impor beras. Dan perlu dipahami, tugas kami secara nasional menjaga keseimbangan, tidak boleh juga terlalu banyak produksi," pungkas Harvick.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan