Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Foto : MI.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Foto : MI.

PLTS Jadi Andalan Capai Bauran Energi Terbarukan

Suci Sedya Utami • 10 Agustus 2021 17:56
Jakarta: Sebagai negara tropis, Indonesia dianugerahi oleh pancaran sinar matahari yang melimpah. Berkah sinar surya ini menjadi tumpuan dalam penyediaan energi di masa mendatang.
 
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemanfaatan sinar surya menjadi energi listrik merupakan kunci dalam mencapai bauran energi sebesar 23 persen di 2025, sebagai upaya atas komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi karbon 29 persen di 2030 dan bebas emisi karbon di 2050.
 
Selain itu, Kementerian ESDM tengah menyusun Grand Strategi Nasional (GSEN). Dalam kerangka tersebut, pemerintah memetakan rencana penambahan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 38 gigawatt (GW) hingga 2035. Salah satunya dengan menggenjot pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Bahkan, laporan International Energy Agency (IEA) tahun lalu menyebutkan pengembangan PLTS tumbuh pesat dalam 10 tahun terakhir. PLTS akan menjadi raja baru dalam penyediaan tenaga listrik. Berdasarkan perkiraan IEA, dalam 4-5 tahun mendatang PLTS akan tumbuh sebesar 130-170 GW setiap tahun.
 
"Untuk mencapai target tersebut, pemerintah memprioritaskan pengembangan energi surya karena biaya investasinya yang sekarang semakin kompetitif, semakin murah dan waktu pelaksanaannya bisa lebih cepat serta memiliki sumber yang cukup banyak," kata Arifin dalam peluncuran HSBC Energy Transition Project di Indonesia, Selasa, 10 Agustus 2021.
 
Dalam memprioritaskan pengembangan PLTS, Indonesia bertumpu pada tiga program yang tengah berjalan yaitu PLTS Atap (rooftop), PLTS Skala Besar di area bekas tambang dan lahan non-produktif, serta PLTS Terapung.
 
Untuk PLTS Atap, Indonesia memiliki potensi dengan memanfaatkan gedung pemerintahan, bangunan dan fasilitas milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), industri dan bisnis rumah tangga.
 
Setidaknya dalam jangka pendek dan menengah, target kapasitas terpasang dari PLTS Atap bisa mencapai 3,6 GW. Untuk itu, pemerintah tengah merevisi aturan untuk memberikan insentif agar masyarakat antusias untuk memasang PLTS Atap.
 
Sementara untuk pengembangan PLTS Skala Besar, pemerintah telah menetapkan target sebesar 5,4 GW. Salah satu perusahaan yang memanfaatkan lahan eks tambangnya untuk dibangun PLTS yakni PT Bukit Asam Tbk (Persero). PTBA rencananya akan membangun PLTS dengan kapasitas 200 megawatt (MW) di Tanjung Enim dan Ombilin di akhir 2021.
 
Adapun saat ini, Indonesia juga tengah membangun PLTS Terapung berkapasitas 145 MW di Waduk Cirata yang ditargetkan akan beroperasi pada November 2022. Indonesia memiliki potensi hingga 12 GW untuk membangun PLTS Terapung di area PLTA existing dan di waduk atau danau dengan potensi 28 GW di 375 lokasi.
 
"PLTS Terapung ini, dari hari ke hari menunjukkan tingkat competitiveness yang semakin tinggi. Tentu saja kita harapkan jenis-jenis PLTS Terapung ini akan terus berkembang dan kemudian kita juga bisa memanfaatkan seluruh waduk-waduk, baik yang memiliki PLTA maupun yang tidak," tutur dia.
 
Khusus Jawa
 
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan akan memanfaatkan seluruh bendungan dan waduk yang ada di Pulau Jawa untuk dibangun PLTS Terapung.
 
Menurut dirinya proyek PLTS Terapung yang telah direncanakan di pulau terpadat di Indonesia ini kapasitasnya sebesar 1.900 MW. Ia bilang besaran tersebut tersebar di 11 lokasi bendungan yang berada di Jawa.
 
Senada, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa juga mendorong pengembangan PLTS terapung. Menurut Fabby PLTS Terapung tidak memerlukan lahan yang selama ini menjadi kendala dalam setiap pembangunan pembangkit listrik di Tanah Air.
 
"Peraturan PUPR (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) lima persen (waduk) bisa dimanfaatkan untuk PLTS," ujar Fabby.
 
Apalagi saat ini Kementerian PUPR tengah melihat kemungkinan untuk merevisi besaran luasan area waduk yang bisa dibangun PLTS Terapung. Selama ini, luasan yang bisa dipergunakan sebesar lima persen dari luasan waduk.
 
Fabby mengatakan pihaknya bersama dengan Dinas ESDM Jawa Tengah telah melakukan kajian potensi teknis mengenai PLTS Terapung. Dari 42 bendungan yang ada di Jateng, terdapat 10 bendungan terbesar dengan potensi PLTS Terapung 723 megawatt peak (MWp).
 
"Dengan total pembangkit mencapai 974 gigawatt (GW) per tahun, potensi PLTS Terapung di Jateng bisa mencapai 700 megawatt," jelas Fabby.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan