Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Pur) Moeldoko. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak)
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Pur) Moeldoko. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak)

2 Fenomena Bangkitnya Sektor Pertanian Menurut Moeldoko

Gervin Nathaniel Purba • 16 Juni 2021 17:50
Jakarta: Pandemi covid-19 dinilai menjadi momen titik balik bangkitnya sektor pertanian Indonesia. Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Pur) Moeldoko menilai ada dua fenomena yang mendorong bangkitnya sektor pertanian Indonesia.
 
Fenomena pertama adalah banyaknya masyarakat yang sebelumnya bekerja di kota kini kembali ke desa. Mereka mulai bertani dan bercocok tanam sebagai salah satu mata pencaharian.
 
"Berikutnya ada fenomena produk hortikultura, yaitu bunga-bungaan yang memiliki nilai jual tinggi, di mana hampir setiap rumah memelihara bunga. Ini maknanya apa, bahwa ada peluang untuk bertani. Jadi menurut saya pertanian dalam konteks Pandemi ini cukup bertahan dengan baik," kata Moeldoko, dalam video zoom bertajuk Jaya Suprana Show,  dikutip keterangan tertulis, Rabu, 16 Juni 2021.

Terkait hal ini, Moeldoko meyakinkan bahwa menjadi petani adalah jalan yang pasti dalam menambah pundi-pundi ekonomi. Apalagi saat ini pemerintah sudah mendorong teknologi dan mekanisasi.
 
"Saya ingin mengubah cara berpikir masyarakat bahwa petani itu bertanam bukan hanya untuk hidup, tapi untuk mata pencaharian. Dan menjadi petani itu bisa kaya, bisa sukses. Untuk itulah, doktrin saya selama ini adalah memberi cara pandang bahwa agriculture atau budaya bertani itu harus menerima perubahan, yakni menggunakan teknologi dan mekanisasi," katanya.
 
2 Fenomena Bangkitnya Sektor Pertanian Menurut Moeldoko
(Foto: Dok. Kementan)
 
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis nilai ekspor hasil pertanian selama Januari-Mei 2021 yang mengalami kenaikan tinggi, yakni sebesar 13,39 persen. 
 
Kenaikan terjadi karena subsektor tanaman obat, sarang burung walet dan produk olahan lainya seperti rempah dan kopi mengalami kenaikan permintaan.
 
Dengan hasil tersebut, maka sektor pertanian secara kumulatif menyumbang kenaikan tinggi terhadap industri pengolahan, yakni sebesar 30,53 persen.
 
Adapun ekspor nonmigas secara keseluruhan yang dihitung pada Mei 2021 mencapai 94,36 persen. Demikian juga dengan ekspor pertanian yang dihitung secara tahunan (YonY) mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen, dimana tanaman obat aromatik dan rempah menjad penyumbang terbesarnya.
 
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan, capaian tersebut merupakan hasil kerja keras para petani dan berbagai pihak yang mendukung jalannya proses pembangunan pertanian nasional.
 
Karena itu, kata Kuntoro, Kementan akan terus menggenjot peningkatan produksi dan kesejahteraan petani. Selain itu, peningkatan nilai ekspor pertanian juga didorong melalui program yang digagas Mentan Syahrul Yasin Limpo, yakni Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks).
 
"Gerakan itu merupakan gerakan yang akan mengakomodir semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan ekspor produk pertanian. Tentu kita berharap ke depan, ekspor pertanian semakin lebih baik lagi," ujarnya.
 

 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan