Ilustrasi. Foto: dok Jasa Marga.
Ilustrasi. Foto: dok Jasa Marga.

BLU Pengelola Pembayaran MLFF akan Dibentuk

Fetry Wuryasti • 11 Juli 2023 12:25
Jakarta: Rencana penerapan teknologi pembayaran jalan tol otomatis nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) terus berlanjut, setelah kemarin sempat tertunda uji coba yang seharusnya dijadwalkan pada 1 Juni 2023 di Bali.
 
Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Attila Keszeg mengatakan pemerintah nantinya akan membentuk Badan Layanan Umum (BLU) untuk mengelola uang, menampung pembayaran dari pengemudi, hingga menyalurkan dana kepada para operator jalan tol atau para badan pengatur jalan tol dan membayar cicilan investasi kepada RITS selama sembilan tahun.
 
"Akan ada perusahaan milik pemerintah, yaitu berupa BLU, yang akan menjadi pusat pengelolaan uang. Pembayaran tolnya nanti akan dikumpulkan oleh penyedia jasa pembayaran, entitas BLU milik pemerintah yang berwenang untuk menangani uang," kata Attila dalam Media Briefing di Kediaman Duta Besar Hungaria, di Jakarta, dikutip Selasa, 11 Juli 2023.

Sedangkan PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) sejak awal hanya menyediakan teknologi dan material alat untuk MLFF. Dia menjelaskan, apapun jasa pembayaran yang dimiliki pengemudi, nantinya dana akan mengalir ke BLU tersebut. Sehingga teknologi MLFF RITS ini memang akan membuka akses kepada semua penyedia jasa pembayaran.
 
"Kami akan siapkan API standard, sehingga penyedia jasa pembayaran tinggal bergabung, kami lakukan verifikasi penyedia jasa keuangan. Kami akan buka akses kepada sekitar mungkin 10 penyedia. Tapi kami membutuhkan satu entitas atau badan yang akan mengintegrasikan semua uang tersebut," kata Attila.
 
Ia menyebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bukan kementerian yang secara khusus mengurusi pengelolaan bisnis keuangan. Maka dari itu, kata Attila, kemungkinan pemerintah Indonesia akan membuat perusahaan yang memiliki kekhususan di bidang pengelolaan dana dari bisnis jalan tol.
 
"Semua uang bisnis jalan tol MLFF ini akan tersentralisasi, dan kembali untuk pembayaran ke operator jalan tol, dan juga bila sistem kami berkinerja baik, kami bertahap akan kembali mendapatkan uang investasi kami," katanya.
 
Baca juga: Uji Coba Bayar Tol Nirsentuh Dipastikan Mulai Tahun Ini

Dibangun dengan investasi Rp4,5 triliun


Diketahui, sistem MLFF dibangun oleh PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), dengan investasi bilateral dari Hungaria sebesar USD300 juta atau sekitar Rp4,5 triliun.
 
Perusahaan asal Hungaria Roatex Ltd. Zrt., membangun teknologi Global Navigation Satelit System (GNSS), sejak 2021, yang memungkinkan transaksi pembayaran tol di Indonesia dilakukan tanpa berhenti dan dibaca melalui satelit.
 
Meski bukan dalam otoritasnya, Attila memperkirakan seharusnya tarif tol akan bisa menjadi lebih murah dengan sistem MLFF ini. Dia tidak melihat indikasi sistem yang akan lebih canggih ini akan mempengaruhi tarif tol per kilometer.
 
"Justru saya juga ingin tahu tarifnya nanti karena penetapan harga bukan di tangan kami. Kami hanya penyedia sistem teknologi. Menurut saya, sistem MLFF ini akan hemat bagi operator jalan tol, karena tidak perlu lagi ada gerbang tol, semua dipantau melalui kamera dan satelit. Sehingga pendapatan mungkin akan lebih tinggi dengan biaya operasional yang lebih rendah," kata Attila.
 
Dengan kerja sama bilateral ini, Attila mengatakan Hungaria mungkin memang tidak akan untung banyak. Dia memperkirakan kembalinya investasi mungkin bisa saja di bawah ataupun di atas USD300 juta.
 
"Kami akan mendapatkan uang investasi tersebut dalam sembilan tahun. Bila pun untung, mungkin dalam persentase single digit," kata Attila.
 
Pada saat serah terima aset dan teknologi setelah sembilan tahun, Indonesia akan 100 persen menjadi pemilik dari sistem MLFF tersebut. Termasuk mendapatkan akses kunci dari sistem tersebut.
 
"Sebelum kami pergi nanti setelah sembilan tahun beroperasi, kami akan telah mempersiapkan SDM Indonesia berkualitasnya dan organisasi yang matang. Hal kecil yang akan tinggal di sini kemungkinan pengembang perangkat lunaknya, yang mungkin saja bila pemerintah Indonesia yakin anak bangsanya mampu untuk itu, tentu kami juga lepas (SDM asing)," kata Attila.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan