“Pertumbuhan investasi ini terbilang signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan investasi global yang hanya mencapai 5,4 persen. Ini merupakan tren positif untuk iklim investasi hulu migas di Indonesia,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, dalam keterangan tertulis dikutip Kamis, 20 Juli 2023.
Sampai dengan akhir 2023, investasi diharapkan akan menyentuh angka USD15,5 miliar atau lebih tinggi 28 persen dibanding realisasi investasi 2022 yang mencapai USD12,1 miliar.
Jika berhasil diwujudkan, maka investasi di tahun ini akan menjadi capaian tertinggi selama lima tahun terakhir.
Baca juga: Tingkatkan Multiplier Effect, Hulu Migas Targetkan Gross Revenue Rp560 Triliun di 2023 |
Dwi mengatakan peningkatan tren investasi merupakan respons investor terhadap perbaikan sistem fiskal dan enabler investasi yang dilakukan oleh pemerintah.
Namun, dari aspek legal dan kontraktual, investor masih mengharapkan perbaikan terutama terkait undang-undang migas yang perlu segera diselesaikan.
Dari sisi teknis operasional, peningkatan investasi hulu migas masih terkendala pengeboran sumur karena safety stand down, ketersediaan rig dan tenaga kerja. Peningkatan tren investasi hulu migas secara global diharapkan akan terus mendorong peningkatan investasi di Indonesia.
“Peningkatan investasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan eksplorasi dan memastikan production no decline," ucap Dwi.
Sementara itu, Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf menyampaikan selama semester I-2023 industri hulu migas berhasil mencapai tingkat Reserves Replacement Ratio (RRR) 52,9 persen dengan penambahan cadangan sebesar 340 MMBOE.
“Capaian RRR semester I ini jauh di atas target RRR semester I-2023 yang sebesar 19 persen, dan sampai akhir tahun RRR diharapkan akan mencapai 138,3 persen," ujar Nanang.
Nanang menambahkan, pada semester I-2023 ini, industri hulu migas juga telah menyumbang penerimaan negara sebesar USD6,8 miliar atau sekitar Rp99,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News