Direktur Utama Jatis Mobile Erik Rivai Ridzal mengatakan perusahaan akan melepas 20 persen dari modal dan disetor dengan nominal sementara Rp100 per lembar saham.
"Masih menunggu pernyataan pra efektif dari OJK. Kami harapkan bisa IPO di kuartal ll-2023,” kata Erik usai acara buka bersama dengan tema 20 years of Collaboration: A Celebration of Excellence, Rabu 5 April 2023.
23 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk investasi teknologi AI dan sisanya untuk pembiayaan operasional klien enterprise.
Erik mengatakan, pihaknya sudah beroperasi selama 20 tahun yang fokus pada solusi berbasis teknologi komunikasi dan distribusi digital. Pihaknya telah melayani lebih dari 500 klien enterprise dan diharapkan setelah IPO bisa menambah klien enterpise hingga dua kali lipatnya dalam waktu 1,5 tahun ke depan. Mereka menggunakan solusi AI berbasis NLP dari Jatis untuk mendulang penghasilan sembari menekan biaya.
Selain melayani klien enterprise, perusahaan juga melayani 11.700 UMKM lewat produk Beranda Toko. Beranda Toko memungkinkan UMKM membangun marketplace mereka cukup lewat WhatsApp tanpa harus mengunduh aplikasi.
Sejak tahun 2018, perusahaan sudah dipercaya oleh WhatsApp yang kini dimiliki Meta, induk usaha Facebook dan dipilih sebagai salah satu partner terbaik Meta. Sejak diakuisisi Meta, WhatsApp kini bisa dikomersialisasi.
“Kami melayani medium and small business dengan berkolaborasi bersama Meta membangun marketplace. Ini pasarnya besar sekali ada sekitar 167 juta pengguna aktif WhatsApp dan sekitar 300 perusahaan menggunakan WhatsApp dalam 3 tahun terakhir. UMKM juga kan kalau mau masuk marketplace persyaratan terlalu banyak, ini yang coba kita minimalisir persyaratannya,” tambah Erik.
Erik juga mengakui Beranda Toko telah menggandeng beberapa payment gateway seperti Shopee, Gopay, Virtual Account Bank Mandiri, BRI dan BCA untuk semakin mrmanjakan UMKM dan konsumen mereka.
“Jadi ada satu masa sejak pandemi itu AI menjadi pop culture. Apalagi sejak adanya ChatGPT dari OpenAI itu oranng merasa sehari-hari berinteraksi dengan AI. Bayangkan efisiensi biaya yang begitu besar dibanding perusahaan harus pakai call center itu biayanya mahal sekali dibanding teknologi messaging berbasis AI,” kata Erik.
Perusahaan juga berencana masuk ke pasar global di mana induk udaha mereka beroperasi yakni Malaysia, Filipina dan Singapura. Pada akhir kuartal-ll, pihaknya akan menentukan apakah akan masuk ke pasar global di tahun 2023 atau 2024.
“Kami sampai di satu titik di mana ada opsi pasar Indonesia terus diperbesar tapi pasar global juga digarap, tentunya itu saat kita sudah confident dimana pasar Indonesia pertumbuhannya bagus,” pungkas Erik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News