Padahal, Luhut sebelumnya juga pede (percaya diri) bahwa Indonesia akan menjadi satu dari tiga produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia pada 2027.
"Kami sadar cita-cita menjadi raja baterai kendaraan listrik dunia bukan hal yang mudah," ujar Luhut dalam roundtable meeting yang dijembatani antara Australia Indonesia Business Council bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Perth, Australia, Selasa, 14 Februari 2023.
Luhut dalam akun resmi Instagramnya @luhut.pandjaitan mengakui, meski kaya akan nikel dengan 52 persen cadangan berasal dari Indonesia, hal ini dianggap belum mampu menjadikan Indonesia sebagai raja baterai kendaraan listrik dunia.
"Ini karena kita tidak punya lithium yang notabene menjadi bahan utama pengembangan industri baterai kendaraan listrik," jelas dia.
Baca juga: Pertamina Ingin Memproduksi Baterai Kendaraan Listrik, Ini Alasannya |
Luhut lobi pengusaha Australia berinvestasi
Menko Marves pun menjajaki bisnis dengan pengusaha Australia untuk berinvestasi mengembangkan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia. Bukan tanpa alasan lobi tersebut, karena setengah kandungan lithium dunia ada di Negeri Kangguru.
"Australia adalah kandidat terbaik dan partner potensial kami untuk berinvestasi mengembangkan industri baterai kendaraan listrik. Untuk itu kami perlu mendapatkan kepercayaan agar bisa kerja sama dengan salah satu raksasa litium dunia," terang Luhut.
Dalam kunjungan kerja itu, Luhut membawa perwakilan beberapa perusahaan BUMN sektor sumber daya mineral untuk bertemu dan menjajaki langsung kerja sama dengan para pengusaha litium di Australia.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News