Ilustrasi. FOTO: AFP/ Bay ISMOYO
Ilustrasi. FOTO: AFP/ Bay ISMOYO

Pergantian Dirut BUMN Dinilai Terburu-buru

Medcom • 05 Juni 2020 21:10
Jakarta: Anggota Komisi VI DPR Deddy Sitorus menilai perombakan sejumlah Direktur Utama di perusahaan BUMN terlalu terburu-buru. Sebab kondisi makro ekonomi Indonesia sedang kurang baik, ditambah dampak pandemi covid-19 yang menyebabkan tekanan terhadap korporasi sangat besar.
 
“Beban utang jangka panjang dan pendek, cost of fund investasi di masa lalu, minimnya proyek baru baik melalui APBN atau market adalah sedikit di antara masalah mendesak yang harus dihadapi para Dirut baru itu,” kata Deddy dalam keterangan persnya, Jumat, 5 Juni 2020. 
 
Menurut Deddy, para Dirut baru BUMN Karya harus segera memikirkan cara untuk melakukan restrukturisasi utang dan bisnisnya, melakukan negosiasi, dan mencari sumber pembiayaan baru. 

“Saya melihat penggantian para Dirut itu terlalu terburu-buru. Tidak ada kebutuhan mendesak saat ini dan idealnya dilakukan tahun depan, sekarang tidak urgent,” ucap Deddy.
 
Baca: Dirut ADHI Digeser Menjadi Bos Hutama Karya
 
“Harusnya ada masa transisi, minta para Dirut itu menyelesaikan berbagai masalah yang menumpuk sebelum digantikan. Ini agar para Dirut yang baru tidak kesulitan ketika mengambil posisi itu,” lanjutnya.
 
Deddy menyamaikan, BUMN seperti WIKA dan PP itu revenue-nya dari APBN, masing-masing sekitar 16 persen dan 27 persen, sedangkan sisanya adalah dari investasi dan market swasta maupun BUMN. Artinya, para Dirut baru itu harus punya kemampuan teknis keuangan yang andal dan jaringan pembiayaan serta dukungan market yang kuat. 
 
“Mari kita sama-sama lihat apakah mereka para Dirut yang baru itu bisa menjadi harapan bagi perbaikan BUMN itu atau justru menjadi bom waktu,” tambah Deddy.
 
Selain itu, kata Deddy, perombakan manajemen seperti Dirut PT Waskita Karya (Waskita), PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Hutama Karya (HK), PT Adhi Karya (ADHI), dan menyusul PT Wijaya Karya (WIKA) bukan karena kinerja buruk. 
 
Deddy mengatakan dari semua yang diganti, dua di antaranya sudah melewati usia produktif yaitu Dirut Waskita Karya dan Hutama Karya. Deddy juga menyebut kondisi keuangan kelima perusahaan itu umumnya cenderung baik, kecuali HK dan Waskita yang pendapatannya cenderung menurun dan memiliki beban utang mega proyek yang cukup besar.
 
Selain itu, Deddy menduga tujuan perombakan itu adalah penyegaran atau tour of duty dan kaderisasi.  “Memang ada yang karena usia seperti Pak Putra (Eks Dirut Waskita) dan Pak Bintang (Eks Dirut HK), kalau yang lain saya kira untuk penyegaran dan tour of duty,” ujar Deddy. 
 
“Tapi saya yakin Pak Erick Thohir paham bagaimana menilai kemampuan dan potensi dari para Dirut yang diganti itu. Saya tidak melihat bahwa ada upaya pembersihan, pasti ada skenario yang dibuat Kementerian BUMN,” kata Deddy.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan