"Saya meyakini, dengan tingkat konsumsi kopi dalam negeri yang terus meningkat, produk kopi nasional bisa diserap pasar dalam negeri," kata Teten melalui keterangan tertulisnya, Minggu, 21 Juni 2020.
Teten melakukan kunjungan langsung ke tempat pengolahan kopi klasik beans di daerah Gunung Puntang, Desa Campaka Mulia, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Produk tersebut merupakan satu di antara yang terbaik di dunia lantaran sudah menembus pasar mancanegara.
"Dengan pasar yang amat luas dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, pendapatan nasional dari produk kopi tidak perlu lagi bergantung pada ekspor. Meski ekspor kopi tetap akan menjadi bagian penting, karena kopi akan terus menjadi komoditi unggulan Indonesia," ucap Teten.
Teten mendorong produktivitas kopi bisa terus meningkat dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Disiplin masyarakat menjadi kunci percepatan pemulihan ekonomi.
"Dunia usaha kembali dijalankan dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan," ujarnya.
Ketua Koperasi Klasik Beans Deni Glen menjelaskan bahwa pihaknya sudah memiliki binaan sekitar 3.000 petani kopi yang tergabung dalam Paguyuban Tani Sunda Hejo. Hasil panen kopi petani dibeli koperasi untuk diolah menjadi biji kopi mentah atau green beans.
"Sebelum pandemi covid-19, kami memiliki kapasitas produksi sebanyak 5-8 ton green beans perbulan, khusus untuk pasar nasional. Untuk yang pasar ekspor per musim kita menghasilkan 60 ton, dalam setahun ada satu kali musim," ujar Glen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id