Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya menstabilkan harga dan pasokan ikan di sejumlah wilayah saat musim puncak atau peak season. Salah satu langkah dilakukan melalui fasilitasi kerja sama antara nelayan dan industri pengolahan ikan.
Hal tersebut guna membuka akses pasar bagi nelayan saat pasokan ikan berlimpah agar diperoleh harga jual yang optimum. Salah satunya di Prigi, Trenggalek, Jawa Timur yang tengah mengalami musim puncak penangkapan ikan yang berlangsung pada September dan Oktober ini.
Berdasarkan catatan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, hasil tangkapan nelayan dalam sepekan terakhir yang masuk ke Tempat Pendaratan Ikan (TPI) mencapai 100-120 ton per hari.
"Kondisi ini menyebabkan penurunan harga ikan tongkol lisong dari kondisi normal Rp16 ribu per kg menjadi Rp10 ribu-Rp12 ribu per kg," ujar Pelaksana Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Ishartini, dikutip Rabu, 14 September 2022.
Pihaknya telah mempertemukan Koperasi Pindang Prigi Jaya dengan nelayan dalam rangka memenuhi pasokan hasil perikanan ke wilayah lain bekerja sama dengan PT Maharani Artha Prima guna memasok bahan baku
"Upaya seperti ini seyogianya dilakukan di titik produksi atau Pelabuhan Perikanan lain di saat produksi perikanannya berlimpah," sambungnya.
Melalui aksi jemput bola tersebut, Ishartini berharap para pelaku usaha industri, supplier, dan eksportir perikanan semakin terpacu untuk menyerap hasil tangkapan nelayan.
Senada, Direktur Logistik Ditjen PDSPKP Berny A Subki menyebut fenomena musiman ini memiliki nilai strategis dan ekonomi hulu-hilir yang penting. Karenanya, hadirnya Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) diharapkan bisa mengembangkan dan menguatkan sistem manajemen rantai pasokan ikan dan hasil perikanan yang terintegrasi.
"Termasuk juga pilihan langkah aksi di lapangan bersama para pelaku usaha," terang Berny.
Pelaksanaan SLIN di Prigi ditandai dengan penataan distribusi hasil perikanan dalam mendukung pasokan dan ketersediaan bahan baku industri dan konsumsi di PPN Prigi di awal bulan ini.
Hal tersebut guna membuka akses pasar bagi nelayan saat pasokan ikan berlimpah agar diperoleh harga jual yang optimum. Salah satunya di Prigi, Trenggalek, Jawa Timur yang tengah mengalami musim puncak penangkapan ikan yang berlangsung pada September dan Oktober ini.
Berdasarkan catatan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, hasil tangkapan nelayan dalam sepekan terakhir yang masuk ke Tempat Pendaratan Ikan (TPI) mencapai 100-120 ton per hari.
"Kondisi ini menyebabkan penurunan harga ikan tongkol lisong dari kondisi normal Rp16 ribu per kg menjadi Rp10 ribu-Rp12 ribu per kg," ujar Pelaksana Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Ishartini, dikutip Rabu, 14 September 2022.
Pihaknya telah mempertemukan Koperasi Pindang Prigi Jaya dengan nelayan dalam rangka memenuhi pasokan hasil perikanan ke wilayah lain bekerja sama dengan PT Maharani Artha Prima guna memasok bahan baku
"Upaya seperti ini seyogianya dilakukan di titik produksi atau Pelabuhan Perikanan lain di saat produksi perikanannya berlimpah," sambungnya.
Baca juga: Menteri Kelautan Gandeng Menkop agar Koperasi Sediakan Solar Nelayan |
Melalui aksi jemput bola tersebut, Ishartini berharap para pelaku usaha industri, supplier, dan eksportir perikanan semakin terpacu untuk menyerap hasil tangkapan nelayan.
Senada, Direktur Logistik Ditjen PDSPKP Berny A Subki menyebut fenomena musiman ini memiliki nilai strategis dan ekonomi hulu-hilir yang penting. Karenanya, hadirnya Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) diharapkan bisa mengembangkan dan menguatkan sistem manajemen rantai pasokan ikan dan hasil perikanan yang terintegrasi.
"Termasuk juga pilihan langkah aksi di lapangan bersama para pelaku usaha," terang Berny.
Pelaksanaan SLIN di Prigi ditandai dengan penataan distribusi hasil perikanan dalam mendukung pasokan dan ketersediaan bahan baku industri dan konsumsi di PPN Prigi di awal bulan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News