Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Surya Vandiantara, mengatakan situasi dunia dan berbagai macam konflik internasional yang terjadi saat ini, dapat memicu terjadinya krisis pangan yang berujung pada resesi ekonomi di berbagai belahan dunia. Menurut dia, dibutuhkan peningkatan produktivitas pangan sebagai bekal menghadapi krisis tersebut.
"Program food estate yang dilaksanakan oleh berbagai kementerian, termasuk Kementan (Kementerian Pertanian), seharusnya mampu menjadi kunci utama dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian di Indonesia," ujar Surya, Jakarta, Selasa, 15 November 2022.
Melalui produktivitas hasil-hasil pertanian yang tinggi, terang dia, perekonomian Indonesia akan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi ancaman krisis pangan dan resesi ekonomi.
Menurut Surya, dalam persepektif ekonomi makro, peningkatan produktivitas pangan melalui program food estate akan memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan perekonomian.
"Peningkatan produktivitas pangan dapat menghindarkan Indonesia dari ketergantungan terhadap produk impor pangan, dikarenakan kebutuhan pangan dalam negeri dapat dipenuhi oleh produk pangan dari dalam negeri sendiri," kata dia.
Tak hanya itu, sambung Surya, peningkatan produktivitas pangan melalui program food estate dapat pula membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia. "Hal ini tentunya akan sangat baik guna menurunkan jumlah angka pengangguran di Indonesia," ujar dia.
Dampak lainnya, kata Surya, dari peningkatan produktivitas pangan ialah membuka peluang ekspor bagi produk pangan Indonesia untuk mengisi kebutuhan pangan di pasar luar negeri.
"Apabila ekspor pangan ini dapat dilaksanankan secara masif, tentunya akan menurunkan angka defisit hingga menjadi surplus neraca perdagagan Indonesia. Surplus neraca perdangan ini dapat pula membantu menguatkan nilai tukar rupiah terhadap US dolar," ujar dia.
Baca: Dukung Program Food Estate, Luhut Kebut Pembangunan Taman Sains dan Herbal |
Surya berharap agar berbagai upaya mulai dari peningkatan anggaran, pembangunan infrastuktur, hingga riset, untuk pengembangan program food estate dilaksanakan lebih serius lagi oleh pemerintah.
"Terlebih mengingat berbagai negara di dunia yang sedang mengahdapi ancaman krisis pangan dan resesi ekonomi, serta mengingat besarnya potensi pertumbuhan ekonomi yang bisa dihasilkan dari program food estate, maka program ini menjadi lebih penting lagi untuk membangun perekonomian Indonesia kedepannya," ujar dia.
Keberhasilan program food estate di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau meningkatkan produktivitas pertanian padi pada 2020 sebesar 38.128 ton GKG dari 76.530 ton GKG menjadi 114.658 ton GKG. Hal ini menjadi salah satu keberhasilan dari program food estate dalam upaya meningkatkan produktivitas pangan di Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menuturkan food estate di Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Humbang Hasundutan (Humbahas) Sumatra Utara telah berjalan dengan baik dan berhasil memperkuat ketahanan pangan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil mengatakan hingga saat ini, pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan food estate sepanjang ada alokasi anggarannya.
Dia menyebut adanya food estate dapat menjadi salah satu upaya menjaga ketahanan pangan nasional. Ali menyebut komoditas yang dikembangkan dalam food estate beragam, seperti tanaman pangan, hortikultura, dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id