Ilustrasi. FOTO: dok MI
Ilustrasi. FOTO: dok MI

Presidensi G20 Indonesia Harus Dorong Terciptanya Solusi Atasi Ancaman krisis Pangan

Media Indonesia.com • 09 November 2022 15:44
Jakarta: Presidensi G20 Indonesia diyakini mampu terus mendorong terciptanya kesepakatan ketersediaan pangan untuk bisa mengatasi ancaman krisis pangan global. Adapun pertemuan KTT G20 yang dilaksanakan di Bali pada 15-16 November 2022 harus menjadi kunci menghadapi ancaman krisis pangan.
 
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Ronnie S Natawidjaja berharap kesepakatan antarnegara memang harus segera dibuat dalam rangka mencarikan solusi atau bahkan mampu mengantisipasi ancaman krisis pangan.
 
"Kesepakatan antarnegara harus dibuat untuk mengantisipasi krisis pangan ke depan. Fungsi kerja sama bilateral harus ditingkatkan lagi," kata Ronnie, dilansir dari Mediaindonesia.com, Rabu, 9 November 2022.

Menurutnya kerja sama bilateral antarnegara itu salah satunya bisa dilakukan dengan sistem barter. Masing-masing negara mampu memberikan apa yang terbaik yang mereka miliki untuk negara lain. Dengan sistem barter tersebut, setidaknya kebutuhan pangan antar negara akan bisa tertutupi.
Baca: Luhut: RI Rundingkan Kerja Sama Pendanaan Transisi Energi

"Misal, Indonesia banyak produksi buah, lalu Australia banyak memproduksi gandum. Ini bisa saling tukar, barter. Jadi, stok (pangan) aman, dan harga pun bisa dikontrol," ungkap Ronnie.
 
Suatu negara, sambungnya, tidak perlu memaksakan untuk bisa menghasilkan produk komoditas tertentu apabila memang mereka tidak bisa memproduksinya. Justru, suatu negara harus terus meningkatkan dan mengembangkan potensi jika mereka memiliki produk komoditas unggulan sehingga cukup terfokus saja.
 
Senada, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, memang harus segera ada kolaborasi dari berbagai negara. Karena dengan kolaborasi tersebut, setidaknya akan memungkinkan untuk bisa melancarkan berbagai cara seperti mitigasi dan mampu mengatasi banyak krisis, mulai dari pangan, energi, hingga keuangan.

 
Syahrul menjelaskan KTT G20 memiliki komitmen sangat besar untuk bisa mendukung sektor pertanian, khususnya dalam hal penyediaan pangan dan juga gizi bagi semua orang. Hal tersebut karena negara-negara anggota G20 juga merupakan bagian dari komunitas global.
 
Ia menegaskan, kunci utama ketika hendak mengatasi masalah krisis pangan global adalah memang seluruh negara harus melewatinya secara bersama-sama. "Tidak boleh ada negara yang terlewatkan dan tertinggal, kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan saat ini dan di masa datang," pungkasnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan