Sebab, lanjutnya, industri metanol dianggap memegang peran penting bagi pengembangan industri di hilir perusahaan tersebut. "Sojitz sangat tertarik untuk berinvestasi di proyek metanol dan amonia di kawasan industri Teluk Bintuni, Papua Barat," ujar Agus, dilansir dari Mediaindonesia.com, Sabtu, 13 Maret 2021.
Pernyataan Agus disampaikan seusai kunjungan kerja ke Negeri Sakura selama dua Hari sejak Rabu lalu. Proyek Teluk Bintuni, lanjut Agus, akan menjadi kawasan industri berbasis petrokimia terbesar di Tanah Air, dengan luas sekitar 2.000 hektare.
Adapun pemerintah menempatkan Kawasan Industri Khusus (KIK) Teluk Bintuni sebagai prioritas pembangunan untuk menggaet investasi dalam membangkitkan perekonomian nasional. "Kami akan membahasnya lebih lanjut pada kunjungan selanjutnya di Mei 2021," imbuhnya.
Sebelumnya, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan perusahaan petrokimia asal Eropa, Chayil Energy, tertarik berinvestasi di KIK Teluk Bintuni sebesar USD2 miliar untuk membangun pabrik petrokimia.
"Ada perusahaan Eropa yang berencana berinvestasi Rp28 triliun untuk membangun pabrik petrokimia di Teluk Bintuni," pungkas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id