CEO PIS Yoki Firnandi memaparkan berdasarkan data yang diterbitkan oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), industri shipping dunia tercatat berkontribusi hingga tiga persen dalam emisi karbon.
Sementara, Organisasi Maritim Internasional atau International Maritime Organization (IMO) juga telah mengeluarkan peta jalan untuk pengurangan emisi karbon dunia.
"Targetnya adalah pengurangan emisi sebesar 30 persen di 2030, lalu bertahap menjadi 80 persen di 2040 dan nol emisi karbon di 2050," ungkap Yoki dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 2 Oktober 2023.
PIS, kata Yoki, juga telah menyusun roadmap bisnis yang sesuai dengan regulasi termasuk untuk mewujudkan target net zero emission pemerintah Indonesia pada 2060. Langkah nyata yang telah dilakukan antara lain adalah pemanfaatan kapal dual fuel atau berbahan bakar ganda yang lebih ramah lingkungan.
Di samping itu, penerapan teknologi efisiensi energi pada armada dan aset-aset PIS juga menjadi upaya penting untuk menekan jejak karbon.
"PIS juga memiliki kapal gas yang bisa mengangkut kargo ammonia, dan juga kapal-kapal yang bisa mengangkut petrochemical dan kargo selain turunan migas, ini adalah bukti PIS mengakomodir rantai pasok energi masa depan," jelas dia.
Baca juga: Bursa Karbon Catat Transaksi hingga Rp29,2 Miliar di Hari Pertama Operasi |
Tantangan pangkas emisi di sektor logistik maritim
Setidaknya, lanjut Yoki, terdapat empat tantangan dalam penurunan emisi di sektor logistik maritim. Pertama adalah soal ketersediaan teknologi.
Kedua terkait dengan kesediaan konsumen menanggung biaya. Lalu ketiga mengenai akses pendanaan atau mobilisasi finansial kepada pelaku industri. Terakhir adalah kepastian dan kejelasan regulasi.
Diketahui, pekan lalu Presiden Jokowi meluncurkan bursa karbon Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI). Presiden mengatakan, keberadaan Bursa Karbon Indonesia ini merupakan bentuk kontribusi nyata Indonesia terdapat upaya menangani dampak dari perubahan iklim.
"Ini adalah kontribusi nyata Indonesia untuk berjuang bersama dunia melawan krisis iklim, melawan krisis perubahan iklim, di mana hasil dari perdagangan ini akan direinvestasikan kembali pada upaya menjaga lingkungan, khususnya melalui pengurangan emisi karbon," ucap Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News