Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Foto: dok BKPM.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Foto: dok BKPM.

Pede Abis! Bahlil Bakal Bereskan 90% Investasi Mangkrak

Insi Nantika Jelita • 16 Mei 2023 11:11
Jakarta: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan bakal menyelesaikan 90 persen investasi mangkrak hingga tahun depan.
 
Pada 2019, pihaknya menemukan ada investasi mangkrak sebesar Rp708 triliun. Hingga Oktober 2022, Bahlil telah menyelesaikan Rp600 triliun atau 80 persen dari investasi mangkrak tersebut.
 
"Sampai akhir tahun ini sekitar 87 persen bisa terealisasi. Saya targetkan di 2024 itu 90 persen selesai, kalau 100 persen punya (kuasa) Tuhan," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, dikutip Selasa, 16 Mei 2023.
 

Terhambat covid-19


Ia mengakui, sebagian besar permasalahan investasi mangkrak yang masih belum dibereskan disebabkan kondisi pandemi covid-19 sejak 2020. Selain itu, pembebasan lahan tanah dari warga yang memakan waktu tidak cepat.

"Memang masalahnya soal covid-19, lalu pembebasan tanah yang belum selesai karena itu terkait warga. Kalau tanah di hutan bisa kita selesaikan, tapi tanah warga tidak bisa serampangan kita lakukan," jelasnya
 
Bahlil mencontohkan proyek investasi mangkrak yang tengah diselesaikan pihaknya ialah pembangunan pabrik petrokimia di Cilegon, Banten, dengan menggandeng perusahaan asal Korea Selatan, PT Lotte Chemical Indonesia (LCI).
 
Proyek dengan nilai investasi sebesar USD4 miliar atau sekitar Rp60 triliun (kurs Rp14.817) itu, ditargetkan rampung pada akhir 2025.
 
"Lotte coba kalian ke Cilegon, itu progresnya sudah 60 persen. Pabrik petrokimia terbesar di Indonesia itu dulu mangkrak enam tahun, sekarang sudah hampir selesai," urainya.
 
Baca juga: Jokowi Tunjuk Luhut Pimpin Satgas Percepatan Realisasi Investasi di IKN

Mangkraknya pabrik petrokimia Lotte


Sebelumnya, diberitakan Media Indonesia pada Januari 2022, proyek pabrik petrokimia LCI di Cilegon itu sempat dilakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking di Desember 2018.
 
Namun, karena terkendala lahan dan dihadapkan dengan kondisi pandemi, proyek itu mandek beroperasi. Sehingga, pada tahun lalu baru mulai dijalankan kembali.
 
Pabrik tersebut akan memiliki kapasitas produksi ethylene sejumlah satu juta ton per tahun, propylene sebanyak 520 ribu ton per tahun dan bisa menghasilkan 250 ribu ton polypropylene per tahun.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan