Sedangkan laba usaha di 2021 meningkat sebesar 668,1 persen dibandingkan 2020 atau mencetak laba bersih Rp1,93 triliun. Kinerja yang meningkat signifikan ini salah satunya merupakan kontribusi dari keberhasilan Bio Farma sebagai induk holding.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan kondisi itu dalam melaksanakan penugasan untuk penyediaan dan pendistribusian vaksin covid-19, serta didukung dari penjualan layanan reguler Bio Farma berupa vaksin dan serum untuk pasar domestik maupun pasar internasional.
Honesti menambahkan vaksin merupakan pengubah permainan untuk membantu bangsa Indonesia keluar dari permasalahan pandemi covid-19. Bio Farma mendapatkan penugasan vital dan strategis dari pemerintah untuk dapat memastikan distribusi 400 juta dosis vaksin covid-19 dengan tetap mempertahankan kualitas berstandar tertinggi dari WHO.
Kinerja Bio Farma sebagai induk, lanjutnya, dikontribusikan dari sektor pemerintah melalui penugasan penyediaan vaksin covid-19 sebesar Rp26,81 triliun dan disusul dengan sektor ekspor yang cukup signifikan mencapai Rp1,47 triliun atau meningkat sebesar 47,58 persen jika dibandingkan dengan 2020.
"Serta pendistribusian vaksin covid-19 hibah sebesar Rp388,83 miliar," ungkap Honesti, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 21 Juni 2022.
Sementara itu, Kimia Farma (KAEF) sebagai anggota Holding BUMN Farmasi, memberikan kontribusi sebesar 29,6 persen dari total pendapatan bersih, atau mencapai Rp12,85 triliun. Penjualan Kimia Farma didominasi oleh peningkatan pada segmen manufaktur yang tumbuh hingga 246,75 persen, dan segmen ritel yang tumbuh 19,12 persen dari tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk Indofarma (INAF) memberikan kontribusi sebesar 6,68 persen atau mencapai Rp 2,9 triliun, atau meningkat sebesar 69,15 persen. Pencapaian tersebut berasal dari peningkatan nilai penjualan dari segmen produk obat sebesar Rp2,1 triliun atau naik Rp1,234 triliun atau 142,52 persen dibandingkan dengan 2020 sebesar Rp 865,86 miliar.
Adapun pengadaan vaksin covid-19 memberikan kontribusi penjualan bersih sebesar Rp 924,76 miliar. "Kinerja Holding BUMN Farmasi yang menggembirakan di 2021 tersebut diharapkan akan berlanjut di 2022, dengan Holding BUMN Farmasi sedang bertransformasi ke industri healthcare dan digitalisasi layanan kesehatan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News