Sinopharm telah disetujui BPOM menjadi vaksin booster. Foto: AFP.
Sinopharm telah disetujui BPOM menjadi vaksin booster. Foto: AFP.

Erick Thohir: Sinopharm Sudah Diizinkan sebagai Vaksin Booster

Annisa ayu artanti • 17 Februari 2022 13:54
Jakarta: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan vaksin covid jenis Sinopharm telah memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) alias persetujuan darurat dari Badan POM sebagai vaksin dosis lanjutan atau booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas.
 
Adapun untuk mendapatkan booster Sinopharm masyarakat bisa menggunakan fasilitas dari PT Kimia Farma Tbk (KAEF).
 
"Alhamdulillah sudah dapat izinnya untuk vaksin Sinopharm, boleh di Kimia Farma dan sudah ada masuk di PeduliLindungi," ucap Erick dikutip, Kamis, 17 Februari 2022.

Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan, vaksin lanjutan atau booster Sinopharm ini hadir untuk membantu percepatan program vaksinasi yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
 
"Untuk pelaksanaan vaksinasi dosis lanjutan atau booster dengan vaksin Sinopharm tersebut, 350 klinik Kimia Farma yang tersebar di seluruh Indonesia sudah siap untuk melaksanakan vaksinasi lanjutan atau booster dengan vaksin Sinopharm," jelas dia dalam keterangan tertulisnya.
 
Ia menjelaskan, Badan POM telah melakukan evaluasi terhadap aspek khasiat dan keamanan mengacu pada standar evaluasi vaksin covid-19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas.
 
Vaksin Sinopharm sebagai booster umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Frekuensi, jenis, dan keparahan reaksi sampingan atau kejadian yang tidak diharapkan (KTD) setelah pemberian booster lebih rendah dibandingkan saat pemberian dosis primer.
 
Adapun KTD yang sering terjadi merupakan reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan pembengkakan, dan kemerahan serta reaksi sistemik seperti sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot, dengan tingkat keparahan grade 1-2.
 
Dilihat dari aspek imunogenisitas, peningkatan respons imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG masing-masing sebesar 8,4 kali dan delapan kali lipat dibandingkan sebelum pemberian booster. Respons imun setelah pemberian booster ini lebih tinggi dibandingkan respons imun yang dihasilkan pada saat vaksinasi primer.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan