Presiden Joko Widodo resmi meluncurkan GovTech Indonesia bernama INA Digital. Foto: Dok istimewa
Presiden Joko Widodo resmi meluncurkan GovTech Indonesia bernama INA Digital. Foto: Dok istimewa

Digitalisasi Sistem Pemerintahan, Integrasi Layanan Publik Dipercepat

Eko Nordiansyah • 14 Agustus 2024 18:45
Jakarta: Pemerintah melakukan transformasi digital sistem pemerintahan dalam kerangka SPBE demi meningkatkan kualitas, akuntabilitas, efisiensi dan aksesibilitas layanan publik. Pemerintah menunjuk Peruri sebagai GovTech Indonesia yang diberi nama INA Digital sebagai Penyelenggara Keterpaduan Ekosistem Layanan Digital Pemerintah di Indonesia.
 
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengatakan INA Digital bertugas mengoordinasikan keterpaduan layanan digital pemerintah yang selama ini terpisah-pisah dalam ribuan aplikasi milik kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. 
 
“INA Digital memiliki tugas besar untuk memastikan kemudahan bagi masyarakat dengan menghadirkan layanan digital terpadu. Sesuai arahan Presiden, tidak boleh lagi ada proses berbelit meskipun sudah memanfaatkan teknologi,” ujar Menteri PANRB dilansir, Rabu, 14 Agustus 2024.

Sebagai bagian dari Peruri, INA Digital dibentuk dari hasil sinergi dan kolaborasi antara Kementerian PANRB sebagai Ketua Tim Koordinasi SPBE Nasional dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). INA Digital juga dimotori oleh talenta dengan pengalaman membangun layanan digital berskala nasional dan internasional.

Kolaborasi 15 kementerian/lembaga

Bersamaan dengan diresmikannya INA Digital, 15 kementerian/lembaga menandatangani komitmen untuk menjadi pionir dalam melaksanakan percepatan keterpaduan ekosistem layanan digital di Indonesia. Sembilan dari 15 kementerian/lembaga kemudian dipilih sebagai sektor Aplikasi SPBE Prioritas karena merupakan sistem pemerintahan dan layanan dasar.
 
“Dengan adanya keterpaduan layanan digital ini diharapkan masyarakat tidak perlu mengisi data secara berulang. Di sinilah pentingnya interoperabilitas layanan, yang di dalamnya mensyaratkan adanya pertukaran data. INA Digital bertugas mengintegrasikan layanan tersebut,” ujar Anas.
 
Adapun sektor Aplikasi SPBE Prioritas tersebut di antaranya kesehatan, pendidikan, bantuan sosial, administrasi kependudukan, aparatur negara, keuangan negara, kepolisian, dan lain sebagainya. Sedangkan enam lainnya termasuk ke dalam sektor Aplikasi SPBE Nasional yang akan diintegrasikan secara bertahap.
 
Baca juga: Dukung Digitalisasi Kesehatan, Peruri Tawarkan Solusi End-to-End untuk RS
 

Keterpaduan 3 inovasi digital

Direktur Utama Peruri, Dwina Septiani Wijaya menjelaskan, saat ini INA Digital sedang mengejar pengembangan tiga inovasi digital yang nantinya akan saling terintegrasi. Inovasi tersebut penggunaannya akan berbentuk portal dan aplikasi yang penggunaannya menyasar kepada dua segmen yang berbeda.
 
“Portal dan aplikasi yang akan dikembangkan menyasar dua segmen, yaitu yang pertama untuk masyarakat dalam mengakses berbagai layanan publik. Kedua, untuk instansi pemerintah yang berfungsi untuk mengakses berbagai layanan tata kelola administrasi pemerintahan, baik pusat maupun daerah,” jelas Dwina. 
 
Di sisi lain, INA Digital menggunakan Sistem Penghubung Layanan Pemerintah (SPLP) untuk mendukung pertukaran data antar seluruh sistem dan aplikasi tersebut. Untuk itu, INA Digital mengembangkan inovasi ketiga yang berfungsi sebagai ‘kunci akses tunggal’ otentikasi melalui pemanfaatan Identitas Kependudukan Digital (IKD). 
 
“Sehingga, pengguna tidak perlu melakukan pembuatan akun atau menginput data berulang saat mengakses layanan yang berbeda atau single sign-on. Untuk memperkuat keamanan, proses enkripsi data yang berlapis juga diterapkan, dimulai dari in-transit hingga at-rest,” ungkapnya.
 
Lebih lanjut Dwina mengungkapkan, penerapan multi-factor authentication (MFA) juga memungkinkan verifikasi data dan identitas dapat berjalan secara aman, serta pengguna memiliki otoritas penuh dalam menggunakan data pribadinya saat mengakses layanan publik secara elektronik.  
 
Tiga inovasi ini juga dikembangkan melalui tahapan audit keamanan yang berlapis dan dijalankan sesuai dengan standar yang ditetapkan Peruri dan Pemerintah Indonesia melalui peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Di sisi lain, proses pengembangan ini juga melibatkan pengawasan dan pendampingan secara aktif oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
 
“Sampai saat ini, koordinasi intens masih terus dilakukan bersama 15 kementerian/lembaga untuk menyukseskan upaya keterpaduan ini. Adapun ketiga inovasi tersebut ditargetkan mulai diuji coba secara bertahap pada kuartal III tahun ini,” ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan