Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menjelaskan kenaikan bea masuk Arab Saudi akan berdampak terhadap kinerja ekspor nonmigas Indonesia. Produk yang terdampak antara lain produk otomotif (HS 87) yang bea masuknya naik dari lima persen menjadi tujuh persen; produk kertas dan turunannya (HS 48) naik dari lima persen menjadi 8-10 persen; serta besi, baja, dan barang dari besi/baja (HS 72 dan HS 73) naik dari lima persen menjadi 8-20 persen.
"Nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi untuk produk-produk tersebut mencapai lebih dari USD624 juta dan belum termasuk produk-produk lainnya," kata Kasan melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 23 Juni 2020.
Kenaikan bea masuk tersebut ditetapkan melalui General Authority of Saudi Customs pada 18 Juni 2020 lalu. Selain pandemi covid-19 yang menggerus penerimaan negara, Pemerintah Arab Saudi juga menggulirkan kebijakan tersebut terkait jatuhnya harga minyak dunia.
"Pemerintah Arab Saudi menetapkan besaran kenaikan bea masuk untuk produk tersebut berkisar dari 0,5 persen hingga 15 persen. Hal ini tentunya akan berdampak langsung terhadap ekspor Indonesia ke Arab Saudi,” papar Kasan.
Namun, lanjut Kasan, ada produk-produk ekspor unggulan Indonesia yang tidak terdampak kenaikan bea masuk seperti produk sawit dan turunannya (HS 15), produk kayu (HS 44), serta produk daging dan ikan (HS 16). Selain itu, produk vitamin, makanan laut, beras, sayur dan buah-buahan, serta berbagai macam produk yang mendukung peningkatan imunitas tubuh masih diberikan relaksasi impor oleh Pemerintah Arab Saudi.
“Kita harus bisa memanfaatkan peluang pasar dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan ekspor produk-produk unggulan yang tidak terkena kenaikan bea masuk tersebut,” imbuh Kasan.
Pada periode Januari-April 2020 total perdagangan Indonesia Arab Saudi tercatat sebesar USD1,55 miliar. Pada 2019 total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD5,07 miliar dan pada 2018 tercatat sebesar USD6,13 miliar. Sementara ekspor Indonesia ke Arab Saudi pada periode Januari-April 2020 tercatat sebesar USD519,86 juta.
Pada 2019 total ekspor Indonesia ke Arab Saudi tercatat sebesar USD1,50 miliar dan pada 2018 tercatat sebesar USD1,22 miliar. Produk ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi meliputi otomotif, produk ikan, sawit dan turunannya, produk kayu, karet, dan produk kertas.
Secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia periode Januari-Mei 2020 tercatat surplus sebesar USD4,31 miliar dengan sumbangan terbesar berasal dari surplus non migas senilai USD7,67 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia mencapai USD64,46 miliar dengan nilai ekspor nonmigas sebesar USD60,97 miliar. Lima negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia pada periode tersebut yaitu India, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id