Jakarta: Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang, Jawa Tengah tengah menyiapkan teknologi pencegahan pencemaran industri. Hal ini agar sektor industri dapat menerapkan teknologi pengolahan limbah.
“Untuk menjawab permasalahan itu, BBTPPI Kemenperin mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Limbah Industri secara online di Semarang, dengan melibatkan IKM produk pangan, batik dan industri yang berada di sekitar Solo Raya,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi dikutip dari Antara, Sabtu, 26 September.
Doddy mengatakan sebanyak 40 industri menengah besar, 50 IKM di Solo Raya dan 110 industri lain se-Jateng berpotensi bermasalah dalam pengolahan limbah. Khususnya terkait isu pencemaran sungai Bengawan Solo akibat limbah industri dan peternakan di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.
"Hal ini sejalan dengan kebijakan Gubernur Provinsi Jateng terkait pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran pada sungai Bengawan Solo," jelas dia.
Menurutnya untuk mengendalikan dampak negatif dari limbah industri, pengelolaan limbah yang dihasilkan harus sesuai dengan karakteristik dari limbah tersebut. Saat ini perkembangan teknologi pengelolaan limbah industri terus berkembang sejalan dengan makin tingginya permasalahan lingkungan.
"Saya mengimbau untuk dunia industri tidak perlu lagi bergantung teknologi impor dalam mengelola limbahnya. Kemenperin telah memiliki teknologi pengolahan limbah cair yang berbasis teknologi biologi, fisika, kimia, maupun teknologi lanjutan bersifat Advance Oxidation Process," urainya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jateng Widi Hartanto mengatakan di wilayah Solo Raya terdapat 260 industri besar, dua ribuan IKM-UKM dan usaha ternak babi di sekitar sungai Bengawan Solo.
Pencemaran sungai Bengawan Solo diduga bersumber dari industri, peternakan tersebut dan limbah domestik.
"Industri besar rata-rata telah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), hanya harus dipastikan lagi apa IPAL itu telah efektif, yaitu telah mengolah limbah sampai memenuhi baku mutu secara konsisten," ungkapnya.
“Untuk menjawab permasalahan itu, BBTPPI Kemenperin mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Limbah Industri secara online di Semarang, dengan melibatkan IKM produk pangan, batik dan industri yang berada di sekitar Solo Raya,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi dikutip dari Antara, Sabtu, 26 September.
Doddy mengatakan sebanyak 40 industri menengah besar, 50 IKM di Solo Raya dan 110 industri lain se-Jateng berpotensi bermasalah dalam pengolahan limbah. Khususnya terkait isu pencemaran sungai Bengawan Solo akibat limbah industri dan peternakan di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.
"Hal ini sejalan dengan kebijakan Gubernur Provinsi Jateng terkait pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran pada sungai Bengawan Solo," jelas dia.
Menurutnya untuk mengendalikan dampak negatif dari limbah industri, pengelolaan limbah yang dihasilkan harus sesuai dengan karakteristik dari limbah tersebut. Saat ini perkembangan teknologi pengelolaan limbah industri terus berkembang sejalan dengan makin tingginya permasalahan lingkungan.
"Saya mengimbau untuk dunia industri tidak perlu lagi bergantung teknologi impor dalam mengelola limbahnya. Kemenperin telah memiliki teknologi pengolahan limbah cair yang berbasis teknologi biologi, fisika, kimia, maupun teknologi lanjutan bersifat Advance Oxidation Process," urainya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jateng Widi Hartanto mengatakan di wilayah Solo Raya terdapat 260 industri besar, dua ribuan IKM-UKM dan usaha ternak babi di sekitar sungai Bengawan Solo.
Pencemaran sungai Bengawan Solo diduga bersumber dari industri, peternakan tersebut dan limbah domestik.
"Industri besar rata-rata telah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), hanya harus dipastikan lagi apa IPAL itu telah efektif, yaitu telah mengolah limbah sampai memenuhi baku mutu secara konsisten," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News