Ilustrasi. Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Ilustrasi. Foto: Antara/Yudhi Mahatma

Pengembangan Blok Sakakemang Terhambat Harga Gas

Suci Sedya Utami • 06 Agustus 2020 18:04
Jakarta: Penyusunan peoposal pengembangan  atau plan of development (POD) Blok Sakakemang, Sumatera Selatan yang dilakukan oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Repsol mengalami kendala. Pengembangan tersebut terhambat oleh implementasi harga gas saat ini yang masuk dalam hitungan keekonomian Repsol.
 
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Keuangan dan Monetisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Arief Setiawan Handoko. Arief mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan diskusi dengan Repsol terkait perbedaan perhitungan internal rate of return (IRR) antara pemerintah dan Repsol.
 
"Saat ini kita sedang diskusi alot terkait keberlangsungan Repsol. Saat ini kita dari divisi komersial ikut campur dalam penentuan apakah bisa lanjut apa enggak," kata Arief dalam sebuah diskusi daring bertajuk keekonomian harga gas, Kamis, 6 Agustus 2020.

Arief mengatakan keekonomian yang dinginkan Repsol berbeda. Repsol ingin agar keekonomian harga gas bisa di atas USD7 per million british thermal per unit (MMBTU). Sementara di Indonesia dengan adanya aturan anyar, hanya bisa menjual gas dengan harga maksimal USD6 per MMBTU.
 
"Jadi ini yang lagi kita bahas, jadi ada hambatan kalau kita hanya pikirkan IRR keekonomian kontrator, maka penerimaan negara (akan) berkurang. Jadi kita harus imbang menjaga keekonomian kontraktor dan penerimaan negara tidak berubah," jelas Arief.
 
Sebelumnya konsorsium Repsol, Petronasx dan Mitsui Oil Exploration  menemukan cadangan gas di Sumur Kalibereu Dalam 2X (KBD2X) Blok Sakakemang sebesar dua triliun kaki kubik (TCF). Blok migas ini termasuk dalam area giant discovery dan merupakan temuan cadangan gas terbesar keempat di dunia sepanjang 2018-2019.
 
Repsol berencana mengebor sumur kedua di Blok Sakakemang. Repsol dan mitra kerjanya berharap dapat mencapai gas pertama dalam waktu tiga tahun. Target tersebut jauh lebih cepat daripada proyek-proyek serupa yang sudah pernah dikerjakan sebelumnya. Dengan perkiraan sumber daya dua TCF, lapangan dapat menghasilkan gas sekitar 300 juta kaki kubik (MMCFD) untuk sekitar 15 tahun pada 2024 atau 2025.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan