Anggota Fraksi Partai Golkar Rudi Mas'ud mengatakan untuk tidak menjadikan pandemi covid-19 sebagai alasan untuk menunda pengerjaan proyek smelter yang berlokasi di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur ini. Ia khawatir, ujung-ujungnya pembangunan smelter akan menjadi isapan jempol belaka.
"Apabila terjadi penundaan, dampaknya bagi Indonesia akan sangat merugikan," kata Rudi dalam rapat dengar pendapat, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Agustus 2020.
Hal senada juga disampaikan oleh anggota Fraksi PKS Rofik Hananto yang mengatakan pembangunan smelter bernilai sangat besar bagi Indonesia. Ia bilang kehadiran smelter menjadi salah satu cara agar Indonesia tidak lagi mengekspor sumber daya dalam bentuk bahan mentah yang tidak memiliki nilai ekonomi tinggi.
Lagi pula, lanjut Rofik, membangunan smelter telah diamanatkan dalam UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba, serta juga menjadi persyaratan ketika Freeport mendapatkan perpanjangan kontrak untuk beroperasi menambang di Indonesia.
"Kami dari PKS sangat tidak setuju dengan alasan apapun seperti alasan covid-19 sehingga menunda pembangunan smelter sampai 2024. Harus selesai tahun 2023 sesuai amanat UU, karena kalau lebih dari itu sangat merugikan bangsa dan negara," tegas Rofik.
Sebelumnya Wakil Presiden Direktur PTFI Jenpino Ngabdi mengatakan pihaknya perlu melakukan revisi jadwal pengerjaan proyek smelter akibat pandemi covid-19. Pandemi covid-19 disebut menghambat beberapa progres pengerjaan fisik smelter.
Ia melaporkan hingga Juli 2020 progres pembangunan fisik smelter baru mencapai 5,86 persen. Progres tersebut mengalami keterlambatan dari rencana semula yang sebesar 10,5 persen.
"Jadi apabila memungkinkan agar kami dikasih kelonggaran sampai 2024," kata Jenpino.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id