Ilustrasi petani sawit. Foto Istimewa.
Ilustrasi petani sawit. Foto Istimewa.

Kemitraan Dorong Geliat Ekonomi di Daerah Sawit

Husen Miftahudin • 26 Agustus 2023 14:36
Agam: Program plasma yang digulirkan oleh PT AMP Plantation, Wilmar Group terbukti mampu menciptakan dampak pengganda (multiplier-effect) dalam meningkatkan taraf hidup petani kelapa sawit di Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar).
 
Bendahara Koperasi Perkebunan Agro Wira Masang Maharsal Indra mengapresiasi komitmen perusahaan dalam merealisasikan program plasma kebun sawit yang dilakukan sejak 1997 itu. Sebab, program tersebut mampu meningkatkan taraf hidup petani plasma secara signifikan. Sawit juga telah mendorong perputaran uang di daerah menjadi besar.
 
"Dulu orang punya motor pun tidak. Sekarang tiap orang punya mobil, motor, bisa membeli lahan, mudah dapat pinjaman bank, tiap hari ada saja yang umrah dan anak-anak banyak yang kuliah," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 26 Agustus 2023.

Tingginya pendapatan dari sawit membuat komoditas itu menjadi salah satu penopang utama perekonomian di daerah tersebut. Itu juga menyebabkan banyak petani tanaman pangan beralih ke sawit dan mendorong harga lahan melonjak tajam.
 
Mereka juga percaya harga komoditas emas hijau tersebut tidak akan terjun bebas, sehingga tetap akan menjadi primadona. "Dulu orang di sini tidak mau. Sekarang sawit jadi rebutan," ungkap Indra.
 
Anggota koperasi yang berjumlah 2.000 orang tersebut telah menerima hak atas kebun plasma seluas  810 hektare (ha). Dengan menerapkan pengelolaan kebun yang baik, mereka mendapatkan yield tandan buah segar (TBS) hingga 1,5 ton per ha per bulan atau hampir setara dengan kebun milik perusahaan. Hal itu juga didukung oleh kondisi lahan yang subur.
 
Baca juga: Gapki Siapkan Prosedur Jaga Produksi Sawit Hadapi El Nino
 

Berikan dampak positif


Senada, Sekretaris Koperasi Tompek Tapian Kandih Rabuman menjelaskan, pihaknya juga telah merasakan dampak positif program plasma. Pada 1980-1990-an, Raboman masih menjadi karyawan perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH).
 
Perekonomiannya mulai meningkat sejak awal 2000 setelah menjadi petani plasma. Selain itu, adanya perusahaan sawit yang beroperasi di daerah itu juga mampu menyerap tenaga kerja dari masyarakat setempat. "Saat ini 70 persen karyawan perusahaan dari masyarakat lokal," tutur Rabuman.
 
Koperasi tersebut saat ini mengelola lahan plasma seluas 512 ha dan beranggotakan 256 petani sawit. Pihaknya telah melaksanakan replanting (peremajaan) dengan memanfaatkan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang mencapai lebih dari Rp8 miliar.
 
Mereka sempat mencapai puncak produksi TBS sebanyak 2-2,5 ton per ha per bulan. Namun saat ini produksi agak berkurang karena sedang masa replanting.
 
Dia berharap kemitraan tersebut dapat terus berlangsung karena petani telah menikmati manfaatnya. Tidak hanya dalam bentuk lahan plasma, tetapi juga transfer pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas.
 
Sementara itu, Manager plasma PT AMP Plantation Wiyono menambahkan, pihaknya telah merealisasikan plasma kurang lebih sebesar 35 persen sejak 1992 sesuai arahan pemerintah. Perusahaan juga memberikan pendampingan dalam penerapan pengelolaan kebun yang baik, seperti pemupukan, penggunaan bibit unggul, pencegahan penyakit, dan penyediaan infrastruktur di kebun.
 
"Apa yang kami sampaikan ke petani merupakan bentuk tanggung jawab dalam membantu petani sejahtera," ujar Wiyono.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan