Jakarta: Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas merupakan upaya mengajak seluruh sektor, baik pemerintah dan swasta untuk bersama-sama dan bergotong royong menguatkan tulang punggung ekonomi rakyat Indonesia yakni UMKM. Penguatan ini perlu dilakukan karena gejolak ekonomi global yang terjadi akan memberikan dampak pada pelaku UMKM.
"Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat tahun ini. Tantangan ini akan berdampak pada kelangsungan dunia usaha terutama pada UMKM yang masih rentan pada gejolak pertumbuhan ekonomi," ungkapnya dalam peluncuran Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Senin, 3 Oktober 2022.
Arsjad meyakini perusahaan swasta dan pemerintah berperan krusial perkuat UMKM. Menurutnya, gerakan ini jadi permulaan bagi perusahaan untuk menjalin kemitraan inklusif atau kemitraan melekat pada UMKM, termasuk petani dan nelayan di seluruh Indonesia.
"Dengan demikian peran perusahaan akan terlihat yakni transfer teknologi, membuat akses pembiayaan, memberi bantuan distribusi hasil pertanian, dan membuka akses pasar baik nasional maupun ekspor," tegasnya.
Harapannya upaya ini dapat mendorong formalisasi bagi UMKM. Dari sisi informal dapat didorong menjadi formal dan dapat memperluas akses pembiayaan bagi UMKM. "Ujungnya akan mengembangkan UMKM dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Kadin juga menandatangani nota kesepahaman atau MoU sebagai bentuk nyata kolaborasi antara swasta dan pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
MoU pertama dilakukan dengan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, selanjutnya dengan Kementerian Koperasi dan UKM terkait pemberdayaan wirausaha UMKM dan koperasi, lalu dengan Kemenkum HAM terkait kerja sama fasilitasi dalam pengembangan UMKM.
"Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat tahun ini. Tantangan ini akan berdampak pada kelangsungan dunia usaha terutama pada UMKM yang masih rentan pada gejolak pertumbuhan ekonomi," ungkapnya dalam peluncuran Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Senin, 3 Oktober 2022.
Arsjad meyakini perusahaan swasta dan pemerintah berperan krusial perkuat UMKM. Menurutnya, gerakan ini jadi permulaan bagi perusahaan untuk menjalin kemitraan inklusif atau kemitraan melekat pada UMKM, termasuk petani dan nelayan di seluruh Indonesia.
"Dengan demikian peran perusahaan akan terlihat yakni transfer teknologi, membuat akses pembiayaan, memberi bantuan distribusi hasil pertanian, dan membuka akses pasar baik nasional maupun ekspor," tegasnya.
Baca juga: Wanti-wanti Perusahaan Besar, Jokowi: Jangan Sampai Lingkungannya Miskin |
Harapannya upaya ini dapat mendorong formalisasi bagi UMKM. Dari sisi informal dapat didorong menjadi formal dan dapat memperluas akses pembiayaan bagi UMKM. "Ujungnya akan mengembangkan UMKM dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Kadin juga menandatangani nota kesepahaman atau MoU sebagai bentuk nyata kolaborasi antara swasta dan pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
MoU pertama dilakukan dengan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, selanjutnya dengan Kementerian Koperasi dan UKM terkait pemberdayaan wirausaha UMKM dan koperasi, lalu dengan Kemenkum HAM terkait kerja sama fasilitasi dalam pengembangan UMKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News