Dengan co-firing, PLN mampu memproduksi energi bersih sebesar 575,4 gigawatt per jam (GWh) dan mengklaim berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 570 ribu ton CO2 dengan memanfaatkan biomassa sebanyak 542 ribu ton.
"Implementasi co-firing memberikan dampak terhadap penurunan emisi karbon dan gas rumah kaca dengan memanfaatkan biomassa," kata Darmawan dalam keterangan resminya, Senin, 2 Januari 2023.
Untuk menjamin keberlangsungan pasokan listrik dari program co-firing, PLN membangun rantai pasok biomassa. Mulai tahap perencanaan, pembangunan, pengelolaan biomassa plant sampai dengan komersialisasi di PLTU PLN.
Biomassa yang saat ini dipergunakan ada lima jenis yaitu serbuk gergaji, serpihan kayu, cangkang sawit, bonggol jagung, dan bahan bakar jumputan padat.
Dalam program co-firing, PLN telah menggandeng 12 pemda di seluruh Indonesia untuk enam project Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang sudah diluncurkan dan beroperasi di tahun lalu.
Baca juga: Kendaraan Listrik Jadi Gaya Hidup Di Masa Depan |
"Kami menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Termasuk pemerintah daerah untuk pemanfaatan sampah serta Perhutani dalam pemanfaatan tanaman energi atau serbuk kayu," jelas Darmawan.
Kerja sama dengan masyarakat juga dilakukan PLN lakukan untuk pemanfaatan jenis biomassa seperti serbuk gergaji, sekam padi, bonggol jagung dan cangkang sawit.
"Kami tidak hanya bermaksud mengganti batu bara dengan biomassa, tetapi juga membangun rantai pasok biomassa dengan melibatkan masyarakat agar memiliki dampak ekonomi," pungkasnya.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News