Penyediaan bahan bakar gas melalui Gaslink mulai dilaksanakan di salah satu lokasi produksi milik PT Garam di Manyar, Gresik.
Asal tahu saja, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Walaupun tidak seluruh garis pantai yang ada dapat digunakan sebagai lahan untuk memproduksi garam, tetapi produksi garam dalam negeri masih dapat ditingkatkan salah satunya melalui proses produksi yang lebih efisien.
Adapun, pengeringan garam dengan menggunakan rotary dryer akan memangkas waktu produksi sekitar 15 persen, dibandingkan dengan proses pengeringan garam secara manual.
"Gas bumi dapat menjadi bahan bakar mesin pengeringan garam, kami menjadikannya sebagai market yang bagus. Maka PGN dan Gagas sebagai Subholding Gas Group terus bersinergi untuk dapat melayani produsen garam lebih luas lagi, sehingga dapat meningkatkan volume distribusi gas bumi ke pelanggan lewat produk GasLink di berbagai segmen," ujar Area Head Surabaya PGN, Arif Nurachman dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 Oktober 2022.
Baca juga: Yes! Pertamina Temukan Cadangan Gas Baru untuk Indonesia Timur |
Gaslink merupakan produk gas bumi PGN yang dikompresi atau biasa disebut Compressed Natural Gas (CNG). Gas bumi dapat disalurkan menggunakan moda distribusi nonpipa.
Ia menjelaskan, GasLink akan digunakan oleh PT Garam sebagai bahan bakar dalam proses pengeringan garam, sehingga garam yang dihasilkan akan lebih sempurna. Dalam proses pengeringan tersebut, PT Garam akan membutuhkan bahan bakar gas sekitar 40 ribu M³ per bulannya.
Penyediaan Gaslink akan dipasok oleh Gagas dengan mengandalkan sumber pasokan gas dari SPBG Ngagel, Surabaya. Gaslink akan dikirimkan menggunakan Gas Transport Module (GTM) atau truk berisi gas bumi CNG dengan total kapasitas truk mencapai 1.000 m³.
Sementara itu, Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah menjelaskan, Gagas sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina akan memaksimalkan perannya sebagai penyedia energi berbasis gas bumi beyond pipeline untuk sektor industri, komersial hingga transportasi dalam negeri melalui Gaslink dan Gasku.
"Gagas akan menyediakan energi khususnya bagi pelanggan yang belum terjangkau oleh infrastruktur gas pipa. Jika infrastruktur gas pipa sudah sampai di lokasi pelanggan, maka PGN dapat meneruskan penyaluran gas bumi menggunakan gas pipa sehingga pelanggan akan mendapatkan efisiensi yang lebih besar lagi. Skema ini yang nantinya akan kami terapkan untuk PT Garam. Saat ini PGN masih dalam tahap penyambungan Infrastruktur pipa gas ke lokasi pelanggan di Manyar, Gresik," jelas Hardiansyah.
Saat ini, total produksi garam oleh pabrik yang telah menggunakan Gaslink dapat mencapai 3-5 ton per hari. Selain PT Garam, saat ini Gagas juga memasok beberapa pelanggan di Jawa Timur yang juga memproduksi garam yang akan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan total kapasitas garam mencapai 10 ton per hari.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.i
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News