Namun, ada sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memenuhi permintaan batu bara di pasar Eropa, di antaranya biaya pengiriman, perbedaan kualitas batu bara yang diproduksi Indonesia, dan kebutuhan pasar di Eropa.
“Tantangan pengusaha-pengusaha batu bara saat ini adalah memasuki pasar Eropa di mana ada beberapa kriteria spesifik yang diinginkan. Kebutuhan pasar Eropa adalah batu bara jenis medium to high, sedangkan Indonesia memproduksi batu bara jenis medium to low. Kami melihat hal ini sebagai suatu peluang untuk meningkatkan pasar kami tentunya dengan tetap mempertimbangkan komitmen yang sudah disepakati dengan pembeli lainnya,” kata Direktur Media Djaya Bersama (MDB) Group Hans Manoe.
Menghadapi tantangan tersebut, saat ini MDB dengan anak perusahaannya PT Mifa Bersaudara (MIFA) dan PT Bara Energi Lestari (BEL) akan mengoptimalkan produksi batu bara yang ada yaitu dengan kadar 3.400 GAR (Gross CV; AR).
Untuk menggenjot kualitas dan kuantitas produksi batu bara, MDB Group menekankan pada produktivitas dan profitabilitas melalui peningkatan volume produksi dan efisiensi biaya.
“Sebagai profesional di bidang batu bara tentunya efisiensi cost itu menjadi kunci untuk proses produksi batu bara yang berkesinambungan,” kata Hans.
Saat ini, MDB Group bersama anak perusahaan, menjadi satunya-satunya perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di Aceh. Tak mudah beroperasi di Aceh. Hans menyebutkan adanya tantangan geografis, kontur, dan struktur tanah. Belum lagi adanya monsoon yang dapat berlangsung selama kurang lebih empat bulan dalam setahun (Mei, Juni, Juli, Agustus). Pengalaman dalam menghadapi tantangan-tantangan ini pada akhirnya justru meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
“Hal ini didukung pula dengan adanya format baru di MDB sejak 2021 yang merupakan perpaduan dari dua kekuatan besar di dunia usaha. Tujuan setiap perusahaan adalah apa yang dikenal dengan Tripple P bottom line (people, planet, dan profit). MDB dalam menjalankan usahanya selalu berusaha untuk mengedepankan People dan Planet terlebih dulu, Profit akan mengikuti dengan sendirinya," tutur Hans.
Baru-baru ini diselenggarakan konferensi dan pameran batu bara tingkat Asia, Coaltrans Asia 2022, di Nusa Dua, Bali, pada 18-20 September 2022. Ajang ini menjadi pertemuan antara para pengusaha dan pelaku pasar industri batu bara, juga pemerintah selaku pemangku kebijakan.
MDB Group memandang Coaltrans Asia 2022 sebagai sarana untuk saling memperkuat kerja sama di antara para pelaku usaha di bidang batu bara.
“Tantangan industri batu bara ke depan semakin besar, di antaranya ESG dan renewable energy. Forum Coaltrans Asia membantu memperkuat pelaku usaha di industri ini karena konsumen, produsen, dan pemerintah bisa bertemu untuk saling bersinergi, berkolaborasi, dan berkoordinasi,” kata Hans.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News