Jika ditilik dari sebuah utas yang diungkapkan oleh akun @D***a*P, netizen menduga brand lokal ini adalah The Goods Dept. Tak hanya itu, jenama Erigo pun ikut terseret di isu hangat yang sudah mengemuka sejak 3 November 2022 itu.
Dikutip Medcom.id, Jumat, 4 November 2022, cuitan tersebut sudah dibagikan sebanyak 19.200 kali, disukai sebanyak 61.200 kali, dan ada 2.632 quote tweets. Berdasarkan cuitan ini, tagar Erigo menjadi trending dan dikicaukan sebanyak 4.732 kali.
Siapa pemilik The Goods Dept?
The Goods Dept dikelola oleh PT Cipta Ritel Prakarsa. Sejak 2010, The Goods Dept merupakan wadah kurasi produk lokal untuk bersaing dengan produk internasional.The Goods Dept didirikan oleh Anton Wirjono. Dia sempat berprofesi sebagai DJ dan diklaim menjadi yang paling laris di Indonesia. Anton pun mengembangkan sayap The Goods Dept sebagai rumah bagi The Goods Cafe, Goods Burger, dan The Goods Dinner.
Anton juga menginisiasi Brightspot Market yang merupakan sebuah marketplace musiman yang menghadirkan barang-barang fesyen, musik, hingga seni.
Kronologi banyaknya produk stock opname
Seperti diungkap dalam cuitan tersebut, cerita diawali saat toko tersebut sedang melakukan stock opname (SO) pada 19-20 Oktober 2022. Hasil stock opname yang keluar tiga hari kemudian menunjukkan terdapat banyak minus."Kami Tim Operational Store kaget karena terdapat banyak minus. Total minus dari store kami sebanyak 1.000 lebih setelah di-compare dengan data Stock Card di sistem. Kami selaku Tim Operational Store tidak tinggal diam dengan hasil minus tersebut," cuitnya.
Tak tinggal diam, pihaknya pun menelusurinya. Ternyata, ada beberapa barang yang tidak ter-scan dan tidak ada datanya di dalam hasil stock opname tersebut. Terbukti, hasil stock opname itu tidak maksimal, sehingga banyak barang yang tidak ter-scan.
"Pada 28 Oktober 2022, tanpa diinfokan sebelumnya, datang dari tim (sebut saja tim E) ke semua store. Pada saat itu mereka briefing/info ke kita akan mengadakan SO ulang pada 31 Oktober 2022 dikarenakan mereka kurang yakin dengan hasil SO sebelumnya," jelasnya.
Baca juga: Kaget 2022 akan Segera Berakhir, Warga Twitter: Udah November Aja |
Faktor penyebab banyaknya stock opname
Pada saat itu, lanjut dia, mereka menanyakan mengapa hasil SO banyak minusnya. Pihaknya pun menjelaskan dari beberapa faktor.1. Faktor eksternal
Pertama, faktor eksternal. Musababnya di bagian pintu keluar masuk sensormatic tidak berfungsi dan sudah error.
"Kita sudah me-report untuk diperbaiki, tetapi selama satu tahun ini tidak kunjung diperbaiki."
2. Faktor sistem
Kedua, faktor sistem. "Beberapa kali kami menemukan adanya transaksi yang tidak memotong quantity yang ada di stock card sistem, tapi anehnya transaksi value masuk sehingga setiap closingan antara EDC dan sistem selalu balance. Hal ini sudah sering terjadi dan sudah dilaporkan ke pihak IT dan inventory," tambahnya.
3. Faktor alokasi barang
Ketiga, faktor alokasi barang (transfer out dan transfer in).
4. Faktor internal
Keempat, faktor internal. Dia mengakui pada faktor keempat ini pihaknya tidak yakin.
Dia mengibaratkan, dari total 1.000 lebih quantity yang hilang dalam setahun, berarti satu orang per hari bisa mengambil 4-5 barang.
"Agak tidak masuk akal dikarenakan setiap adanya transaksi security selalu berada di belakang kasir untuk mengawasi transaksi tersebut, setiap karyawan yang keluar masuk selalu diminta datanya dan dilakukan bodycheck. Dan juga pada saat pulang karyawan selalu diperiksa tasnya dan dilakukan bodycheck lagi. Dan ada lebih dari 40 titik CCTV di dalam store," ujarnya.
Curiga mulai buka lowongan
"Pada 28 Oktober 2022, di story IG The G mereka open recruitment untuk SA. Kita makin curiga. Padahal tidak ada store baru dan store yang membutuhkan manpower tambahan. Dan sampai saat ini tidak ada info atau internal memo untuk penggantian atau pemecatan kami," ulasnya.Puncaknya, pada 31 Oktober 2022, Operational Manager menghubungi para karyawan yakni seluruh tim operational store dari keseluruhan Store The G, termasuk sekuriti, datang ke Head Office di daerah Tangerang.
"Tiba giliran kami dipanggil manajemen. Sampai di dalam seperti sebelumnya kami dipertanyakan lagi untuk barang minus tersebut dan kami jelaskan kembali seperti yang kami jelaskan sebelumnya. Faktor apa saja yang membuat minus," ungkapnya.
Akhirnya dipaksa resign
Sempat terjadi perdebatan karena dipaksa mengundurkan diri dan mengganti rugi barang-barang yang diambil dan dituduhkan perusahaan kepada karyawannya."Dikasih dua opsi ganti rugi langsung tanpa bisa dicicil atau mengundurkan diri. Akhirnya semua pun membuat pernyataan mengundurkan diri dikarenakan tekanan dan rasa lelah yang kami rasakan hari itu. Bayangin sampai jam 2 dini hari loh," katanya.
"Setelah semua selesai membuat pernyataan dan menandatanganinya. Kami baru diinfo kami tidak akan mendapatkan gaji bulan ini. Gaji tersebut akan dipakai untuk ganti rugi hasil minus tersebut. Kena jebakan bertubi-tubi. Sudah dipaksa resign enggak gajian juga dengan alasan untuk ganti rugi. Padahal sebelumnya pihak E memberikan memo pengunduran tanggal gaji," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News