Ia mengatakan hal tersebut berdasar kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan sehingga kebutuhan masyarakat terhadap transportasi udara cukup tinggi.
"Masa depan industri penerbangan di Indonesia menjanjikan, karena kita negara kepulauan. Yang sekarang masalahnya adalah bagaimana kita bisa komit dengan penumpang," kata Rusdi di Batam, Kepulauan Riau, Jumat, 22 Maret 2024.
Selain itu, menurutnya, dengan pemerintah sudah memberikan kawasan ekonomi khusus (KEK) serta impor suku cadang gratis, diharapkan industri penerbangan Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.
Melalui Batam Aero Technic (BAT), Rusdi mengatakan pihaknya akan menambah hanggar pesawat serta meningkatkan kerja sama dengan vendor perbaikan mesin.
"Mesin minggu depan datang dari pihak luar, kita mau ganti modul. Jadi mesinnya dicopotin dan ganti modul di sini," kata dia.
Baca juga: Meski Tiket Pesawat Mahal, Pemudik via Transportasi Udara Diprediksi Tetap Ramai |
Realisasi investasi
Adapun, realisasi investasi pada BAT Lion Grup telah mencapai Rp797 miliar hingga Desember 2023.
Presiden Direktur Lion Grup Capt. Daniel Putut Kuncoro Adi menjelaskan untuk target nilai investasi pada lahan 30 hektare sebesar Rp1,55 triliun, dan direncanakan perluasan lahan hingga 50 hektare dengan nilai investasi mencapai Rp7 triliun sampai 2030.
Ia menambahkan hingga saat ini di hanggar BAT, telah mencapai 1.500 tenaga kerja yang seluruhnya berasal dari Indonesia.
"Sebanyak 26 pesawat bisa muat dilakukan perawatan secara langsung di enam hanggar BAT Lion Grup," ujar Daniel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News