Ilustrasi musim panen raya. Foto: MI/ Liliek Dharmawan
Ilustrasi musim panen raya. Foto: MI/ Liliek Dharmawan

Pemerintah Disarankan Serap Gabah Petani sebelum Impor Beras

Antara • 21 Maret 2021 19:45
Jakarta: Alih-alih langsung mengimpor beras, pemerintah diminta fokus dulu pada pengamanan harga gabah beras di dalam negeri. Caranya, yakni dengan menyerap gabah petani yang sudah memasuki musim panen raya. 
 
"Apalagi, saat ini harga gabah sedang turun di beberapa tempat," kata Anggota Komisi VI DPR, Evita Nursanty, Minggu, 21 Maret 2021.
 
Di beberapa provinsi sentra beras, harga gabah turun hingga mencapai Rp3.200 per kilogram. Artinya, lebih rendah dari harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) yang dipatok Rp4.200 per kilogram. 

Menurutnya, penyerapan gabah dapat menggerakkan perekonomian di tingkat petani. Hal ini tentu akan ikut memulihkan roda perekonomian di tengah pandemi covid-19. Sebaliknya, impor beras justru berpotensi menekan harga gabah dalam negeri.
 
"Impor baru kita dukung apabila terjadi darurat bencana, kelangkaan produksi, atau untuk kebutuhan tertentu. Itu pun dengan pertimbangan dan alasan matang agar tidak mengganggu kestabilan harga di tingkat petani,” kata dia.
 
Evita menambahkan saat ini stok beras yang dikuasai Bulog mencapai 900 ribu ton. Dengan kondisi panen raya, maka Bulog dipastikan gencar menyerap beras pada April 2021. 
 
Dengan begitu, stok cadangan beras pemerintah diharapkan sudah berjumlah lebih dari 1 juta ton. "Artinya, impor beras untuk saat ini belum diperlukan," ujar Evita.
 
Lebih lanjut, UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan menegaskan impor pangan hanya dapat dilakukan apabila produksi pangan dalam negeri tidak mencukupi atau tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Kemudian, impor pangan pokok hanya dapat dilakukan apabila produksi pangan dalam negeri dan cadangan pangan nasional tidak mencukupi. 
 
"Kondisi sekarang, produksi dan cadangan masih mencukupi," kata dia.
 
Baca: Pemerintah Batalkan Impor Beras jika Panen Raya Penuhi Stok Nasional
 
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut banyak pemburu rente di belakang impor. Pernyataan itu terlontar ketika menanggapi rencana impor satu juta ton beras oleh Kementerian Perdagangan.
 
"Menteri Perdagangan tidak boleh melakukan suatu tindakan yang pragmatis hanya untuk impor. Saya tahu di belakang impor itu banyak pemburu rente," katanya ketika melakukan gerakan tanam pohon di Waduk Rawa Lindung, Jakarta Selatan, seperti dikutip dari Antara.
 
Menurut dia, semangat yang dilakukan saat ini adalah membangun kedaulatan pangan di dalam negeri. Apalagi, kata Hasto, Indonesia memiliki sumber pangan melimpah. 
 
Sebelumnya, Menteri Perdagangan M Lutfi memastikan keran impor beras tidak akan dibuka jika hasil panen raya mampu memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Bulog. Masa panen raya akan berlangsung mulai Maret hingga April 2021.
 
"Saya jamin, tidak ada impor ketika panen raya dan hari tidak ada beras impor yang menghancurkan harga petani karena memang belum ada yang impor," kata Lutfi dalam konferensi pers virtual, Jumat, 19 Maret 2021.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan