Dari kelompok pengeluaran ini, Kepala BPS Suhariyanto melihat ada beberapa komoditas yang dominan memberikan andil kepada deflasi periode Agustus 2020. Di antaranya adalah penurunan harga daging ayam ras yang memberikan andil kepada deflasi sebesar 0,09 persen.
"Untuk daging ayam ras terjadi penurunan harga di 83 kota IHK (Indeks Harga Konsumen), dengan penurunan harga daging ayam ras yang tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 27 persen dan Tanjung Selor 23 persen," ujar Suhariyanto dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 1 September 2020.
Kemudian, lanjutnya, penurunan harga bawang merah dengan andil deflasi Agustus 2020 sebesar 0,07 persen. Penurunan harga komoditas ini terjadi di 90 kota IHK dengan penurunan harga terbesar terjadi di Tasikmalaya sebesar 32 persen dan Palangkaraya sebanyak 30 persen.
"Selanjutnya penurunan harga tomat dengan andil 0,02 persen, telur ayam ras dan beberapa jenis buah-buahan seperti jeruk dan pisang yang masing-masing memberikan andil kepada deflasi sebesar 0,01 persen," papar dia.
Kelompok pengeluaran transportasi pada Agustus 2020 juga mengalami deflasi sebesar 0,14 persen dan sumbangannya kepada deflasi sebanyak 0,02 persen. Adapun komoditas yang dominan memberikan andil kepada deflasi pada kelompok pengeluaran transportasi ini adalah adanya penurunan tarif angkutan udara yang andilnya sebesar 0,02 persen.
Suhariyanto menjelaskan penurunan tarif angkutan udara terjadi di 25 kota IHK dengan penurunan tarif terbesar terjadi di Ternate sebesar 20 persen dan Sintang yang mengalami penurunan tarif angkutan udara sebanyak 17 persen.
Meski sebagian besar komoditas mengalami penurunan harga, namun ada beberapa komoditas di kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi atau kenaikan harga. Di antaranya adalah minyak gorek dan rokok kretek filter yang masing-masing memberikan andil kepada inflasi sebesar 0,01 persen.
Sementara itu kelompok pengeluaran pendidikan pada Agustus 2020 ini juga mengalami inflasi sebesar 0,57 persen dengan sumbangan kepada inflasi sebanyak 0,03 persen. Hal ini lantaran pada Juli-Agustus telah memasuki tahun ajaran baru.
"Dan yang memberikan andil inflasi dari kelompok pendidikan ini karena ada kenaikan uang sekolah SD, SMA, dan juga kuliah akademi atau perguruan tinggi yang masing-masing memberikan andil kepada inflasi sebesar 0,01 persen," paparnya.
Berikutnya adalah kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya yang pada Agustus ini mengalami inflasi paling tinggi yaitu sebesar 2,02 persen sehingga andilnya kepada inflasi sebanyak 0,13 persen. Adapun komoditas yang paling dominan adalah kenaikan harga emas perhiasan yang memberikan andil kepada inflasi sebesar 0,12 persen, dan terjadi di 90 kota IHK di mana yang tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 31 persen dan Palangkaraya sebanyak 22 persen.
"Jadi dari sisi kelompok pengeluaran terjadinya deflasi sebesar 0,05 persen pada Agustus 2020 disebabkan oleh turunnya harga daging ayam ras, bawang merah, tomat, dan tarif angkutan udara. Sementara yang menghambat deflasi karena naiknya harga emas perhiasan," pungkas Suhariyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News