Berdasarkan data Survei Endline, secara rata-rata, pendaftar yang memenuhi syarat dan menerima Kartu Prakerja memiliki probabilitas 4,7 poin persen (pp) lebih tinggi untuk memiliki pekerjaan atau memiliki usaha daripada pendaftar yang memenuhi syarat dan tidak menerima program.
"Hasil ini menunjukkan peningkatan delapan persen dalam kebekerjaan," kata Direktur Ilmiah J-PAL Asia Tenggara Rema Hanna, dalam pemaparan hasil studi 'Impact Evaluation of Kartu Prakerja' secara virtual di Jakarta, Rabu, 1 Desember 2021.
Selain itu, penerima kartu prakerja memiliki probabilitas 2,8 pp atau setara peningkatan 12 persen untuk berusaha sendiri, meningkatkan probabilitas 0,9 pp memiliki usaha atau peningkatan sebesar 30 persen, serta memiliki probabilitas 5,1 pp atau 18 persen lebih tinggi untuk memulai pekerjaan baru sejak pengumuman gelombang pertama.
"Secara rata-rata, program Kartu Prakerja meningkatkan pendapatan dari semua pekerjaan sekitar Rp122.500 per bulan. Hasil ini menunjukkan peningkatan pendapatan sebesar 10 persen pada penerima Kartu Prakerja," lanjut Rema yang juga merupakan Profesor Jeffrey Cheah of South-East Asia Studies, Harvard Kennedy School.
Sementara dari sisi pelatihan dan kompetensi, penerima kartu prakerja 172 persen lebih tinggi untuk menggunakan sertifikat pelatihan saat mencari pekerjaan, bisa mengikuti pelatihan apapun, termasuk pelatihan kartu prakerja dan non-kartu prakerja, serta lebih tinggi dalam menggunakan internet untuk pekerjaan mereka.
Dari aspek ketahanan pangan dan keuangan, penerima kartu prakerja memiliki lebih tinggi untuk melaporkan bahwa mereka aman dari segi pangan, yang menunjukkan peningkatan ketahanan pangan sebesar enam persen. Sebanyak 54 persen penerima program melaporkan tidak pernah makan lebih sedikit dari biasanya dalam tiga bulan terakhir karena kesulitan keuangan, dibandingkan 51 persen non-penerima.
"Para penerima Kartu Prakerja juga memiliki probabilitas 2,6 pp atau delapan persen lebih rendah untuk mengambil pinjaman dalam 3 bulan terakhir untuk mengatasi kesulitan keuangan dan memiliki probabilitas 1,6 pp atau 21 persen lebih tinggi untuk membeli aset dalam beberapa bulan terakhir," ujar Profesor ekonomi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Benjamin Olken.
Sementara dari sudut pandang layanan keuangan, penerimaan kartu prakerja meningkatkan kepemilikan e-wallet sebesar 27,8 pp atau 53 persen. Sebanyak 80 persen penerima kartu prakerja memiliki akun e-wallet, dibandingkan dengan 52 persen non-penerima pada Survei Endline.
Selanjutnya, penerima Kartu Prakerja memiliki probabilitas 10,5 pp atau 40 persen lebih tinggi untuk belanja online menggunakan e-wallet dalam sebulan ke belakang, dan Survei Endline juga menunjukkan peningkatan substansial dalam penggunaan e-wallet untuk kebutuhan lainnya.
Studi tersebut dilakukan melalui penyebaran Survei Endline J-PAL secara daring dengan responden mencapai 47 ribu responden pendaftar Kartu Prakerja (penerima maupun non penerima) dari Agustus-Oktober 2021. Selain itu, analisis evaluasi dampak juga menggunakan Data SUSENAS September 2020 dan SAKERNAS Agustus 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News