Mengingat hanya 154 megawatt (mw) yang saat ini terpasang, target ambisius ini membutuhkan partisipasi dari semua pelaku industri dalam mendorong investasi pemasangan PLTS atap, termasuk untuk bangunan dan fasilitas BUMN (742 mw), bisnis (624,2 mw), rumah tangga (648,7 mw), pelanggan sosial PLN (68,8 mw), dan instansi pemerintahan (42,9 mw).
Untuk mendukung pemerintah mewujudkan target tersebut, Climate Policy Initiative (CPI) telah mengumumkan peluncuran Fasilitas Akselerator Investasi PLTS Atap pada BNEF Summit di Bali.
Menanggapi masalah utama tingginya persepsi risiko yang telah menghambat pertumbuhan investasi proyek PLTS atap di sektor komersial dan industri.
Fasilitas ini bertujuan menurunkan risiko dan meningkatkan keyakinan pemodal dengan menginkubasi proyek-proyek potensial agar dinilai lebih layak secara komersial. Selama masa inkubasi, penyedia layanan utama -termasuk perusahaan teknologi, konsultan bisnis, dan pakar hukum- akan membekali calon pemilik proyek dengan dukungan desain teknik, studi kelayakan komersial, kerangka pemantauan dan evaluasi, serta kajian penilaian dampak.
Baca juga: Tenaga Surya Berperan Penting dalam Transisi Energi Indonesia |
"Meskipun potensi kapasitas PLTS atap Indonesia sangat besar, pendanaan masih terbatas. Faktor utamanya adalah persepsi tingginya risiko investasi. Memanfaatkan pengalaman merancang inkubator iklim selama bertahun-tahun, CPI meluncurkan fasilitas ini untuk membantu menginkubasi rencana proyek PLTS atap di Indonesia dan menjadikannya layak secara komersial untuk pendanaan," ungkap Global Managing Director CPI Barbara Buchner, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 16 November 2022.
Pertumbuhan PLTS atap pada sektor komersial dan industri Indonesia juga tidak sekuat pada sektor residensial. Pemasangan PLTS atap untuk sektor residensial mengalami pertumbuhan cukup besar dalam dua tahun terakhir karena adanya fasilitas kredit khusus untuk konsumen ritel yang disediakan oleh sejumlah bank besar seperti BCA, BNI, BRI, dan Bank Mandiri.
"Kita perlu mendorong lebih banyak upaya untuk mendukung investasi PLTS atap di sektor komersial dan industri. Fasilitas ini juga menyediakan dukungan pengurangan risiko untuk investor dan calon pemilik proyek dalam bentuk dana awal sebagai mekanisme penjaminan pembiayaan proyek," kata Analis Senior CPI Ery Wijaya.
Setelah peluncuran ini, fasilitas dapat diakses oleh lembaga keuangan dan pengembang proyek untuk mendukung calon pemilik proyek mengembangkan rencana proyek PLTS atap yang lebih layak secara komersial. Masa pengajuan aplikasi untuk inkubasi proyek direncanakan akan dibuka pada kuartal III tahun depan dan penyelenggaraan fasilitas akan berlangsung hingga akhir 2025 untuk mendukung pertumbuhan energi terbarukan nasional, khususnya investasi PLTS atap di Indonesia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News