"Kita tidak kekurangan investor. Saya ulangi, kita tidak kekurangan investor. Investor itu datang begitu menggebu-gebu ke Indonesia karena mereka melihat data," katanya dalam Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, yang dipantau secara daring, Jumat, 19 Agustus 2022.
Luhut mengemukakan dalam angka, Indonesia berada di posisi prima, dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen (yoy), inflasi pada Juli 2022 sebesar 4,94 persen (yoy), serta kinerja ekspor yang gemilang dan terus tumbuh dalam 27 bulan terakhir.
Menurut Luhut, ekspor Indonesia turut ditopang dengan berkembangnya industri hilirisasi. "Dulu kita ekspor nikel ore pada 2015 itu hanya USD1,1 miliar, tahun lalu ekspor iron steel, turunan nikel ore itu sudah USD21 miliar. Tahun ini akan USD31 miliar karena sudah datang (produksi) lagi prekursor, katode, dan litium baterai," katanya.
Kinerja ekspor nasional tersebut, diperkirakan akan terus meningkat sampai 2024 yang bisa mencapai hingga USD300 miliar. "Pada 2024 ekspor kita mungkin dekat ke USD300 miliar. Angka yang fantastis mengenai Indonesia," katanya.
Selain berdasarkan data, Luhut juga menyebut pasar sudah membuktikan posisi Indonesia yang baik. "Jadi kalau ada orang Indonesia yang mengatakan negerinya jelek, saya kadang mikir, ini orang bodoh atau pintar. Kita belajar data. Kalau tidak suka sama sesuatu, silakan, itu hakmu tapi jangan kau bohongi rakyatmu dengan cerita angka yang tidak benar. Angka tidak bisa bohong," ujarnya.
Baca juga: Luhut Bakal Tagih Janji Elon Musk soal Investasi di RI |
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia juga optimistis Indonesia masih akan jadi negara tujuan investasi dunia pada 2023.
"Kalau ditanya apa masih optimistis Indonesia ke depan jadi salah satu negara tujuan investasi? Sangat optimis!" tegasnya.
Menurut Bahlil, keyakinan tersebut lantaran fondasi ekonomi Indonesia yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,44 persen pada kuartal II-2022 (yoy) dengan tingkat inflasi yang terjaga di 4,35 persen pada Juni 2022 (yoy) di tengah ketidakpastian global yang mendera dunia.
Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan fondasi makro ekonomi terbaik di dunia. Terlebih jika dibandingkan dengan negara-negara anggota G20 lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News