Pengamat kebijakan publik, Bambang Haryo Soekartono (kiri). Foto: Dok Istimewa
Pengamat kebijakan publik, Bambang Haryo Soekartono (kiri). Foto: Dok Istimewa

Soal Impor Beras, Usulan Bulog Dikritisi

Antara • 23 Desember 2022 18:08
Jakarta: Pengamat kebijakan publik Bambang Haryo Soekartono mempertanyakan kenapa usulan impor beras datang dari Bulog. Menurut dia, tidak biasa usulan impor beras datang dari Bulog.
 
"Karena yang paling tahu kebutuhan beras, dengan mempertimbangkan keseimbangan antara supply (produk pertanian) dibanding dengan demand (konsumen beras), adalah peran dari Kementerian Perdagangan," kata Bambang melalui ketarangan tertulis, Jumat, 23 Desember 2022.
 
Apalagi, lanjut dia, Bulog secara nasional hanya bisa menyerap beras nasional sebesar 1,2 juta ton pada 2021. Jumlah ini dinilai sangat kecil bila dibandingkan dengan serapan produksi beras nasional secara total yang jumlahnya 31,33 juta ton.

Bambang juga mempertanyakan kenapa anggaran impor 500 ribu ton beras mencapai Rp4,4 triliun. Dia juga mengkritisi kenapa Bulog menyatakan merugi dengan anggaran sebesar itu.
 
Hitungan dia, harga beras di Vietnam berkisar 5.800 Dong atau setara Rp3.800. Paling mahal 12.000 Dong atau Rp7.900. Bila pengirimanan ditambah ongkos angkut plus keuntungan 15 persen, maka harga beras Vietnam sampai di Indonesia hanya ditambah 25 persen. 
 
"Jangan sampai hanya mencari keuntungan terlalu besar di sela sela masyarakat yang lagi kesulitan, terutama petani nasional kita," kata dia.
 
Di sisi lain, ia mengimbau pemerintah untuk mendorong peningkatan produksi beras nasional. Bisa dimulai dengan memperbaiki sektor pengairan, pendistribusian pupuk, hingga ketersediaan benih.
 
Di yakin, bila produksi wajar dengan lahan panen padi 10,4 juta hektare, maka Indonesia bisa menghasilkan 166,4 juta ton gabah. Setara dengan sekitar 90 juta ton beras per tahun.
 
"Dengan catatan, rata-rata produksinya 8 ton gabah per hektare dan bisa panen dua kali setahun," kata dia.
 
Dengan hitungan itu maka Indonesia tak perlu mengimpor beras. Hitungan dia, kebutuhan masyarakat Indonesia akan beras dalam setahun berkisar 20 juta sampai 30 juta ton. Artinya, masih tersisa 60 juta ton beras yang bisa diekspor ke negara lain.
 
Baca: Impor Beras Jadi Tantangan Badan Pangan Nasional untuk Diselesaikan
 
Sebelumnya, dilansir Antara, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan stabilitas harga beras di pasaran dapat dijaga seiring masuknya beras impor.
 
Budi bersama dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi meninjau pembongkaran perdana beras impor sebanyak 10 ribu ton di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat, 16 Desember 2022.
 
Zulkifli mengatakan jumlah beras yang akan diimpor sebanyak 500 ribu ton. Beras akan masuk secara bertahap sampai Februari 2023 atau sebelum panen raya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan