Webinar MIND ID bertema “SMART Operation: Optimalisasi Teknologi 4.0 untuk Industri Pertambangan yang Berkelanjutan,” di Jakarta, Kamis, 22 September 2022 (Foto:Medcom.id/M.Rodhi Aulia)
Webinar MIND ID bertema “SMART Operation: Optimalisasi Teknologi 4.0 untuk Industri Pertambangan yang Berkelanjutan,” di Jakarta, Kamis, 22 September 2022 (Foto:Medcom.id/M.Rodhi Aulia)

MIND ID Ciptakan Pemerataan Penerapan Teknologi 4.0 pada Semua Anggota Holding

M Rodhi Aulia • 23 September 2022 18:02
Jakarta: MIND ID berkomitmen melakukan pemerataan penerapan Smart Mining atau optimalisasi teknologi 4.0 pada semua anggota holding. Namun demikian, MIND ID memahami tidak bisa dilakukan secara serta-merta untuk semua anggota.
 
“Kita punya anggota mulai dari Inalum, Bukit Asam, Timah, ANTAM, Freeport, dan Vale, yang mana kesiapan dari implementasi digitalisasi ini tidak sama,” kata Direktur Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo pada acara Webinar MIND ID bertema “SMART Operation: Optimalisasi Teknologi 4.0 untuk Industri Pertambangan yang Berkelanjutan,” di Jakarta, Kamis, 22 September 2022.
 
Dilo menjelaskan pihaknya membuat roadmap tahapan untuk bisa mencapai keseragaman atau standarisasi di masa yang akan datang. Mulai dari mengidentifikasi instrumen penting di dalam membangun sebuah digitalisasi yang berbasis smart mining.
 
“Kita sudah punya tahapan untuk di setiap anggota (holding), sudah punya roadmap sendiri-sendiri,” ujarnya.
 
Penerapan pun telah dilakukan oleh sejumlah anggota holding. Pertama, Freeport menerapkan teknologi 5G di area tambang. Kedua, ANTAM sudah memaksimalkan artificial intelligence (AI) untuk menganalisa core photo pada proses eksplorasi. Ketiga, Timah sudah melakukan penambahan Sistem IoT pada kapal isap produksi untuk monitoring dan evaluasi parameter operational penambangan KIP di laut secara remote dan real time. Keempat, Bukit asam juga melakukan sistem digitalisasi angkutan batu bara bekerja sama dengan PT KAI dalam proses tracking status dan waktu pengiriman batu bara.
 
Dilo juga membeberkan rencana grup MIND ID ke depan dalam pengembangan smart mining atau smart operation. Pengembangan ini diharapkan dapat mempertahankan produktivitas, meningkatkan kekayaan aset, termasuk meningkatkan keselamatan kerja, bahkan ke depannya berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.
 
“MIND ID akan terus melakukan pengembangan dalam area digitalisasi seperti proses otomasi dalam operasi, penggunaan machine learning dan AI untuk analisa tren data, serta penggunaan digitalisasi pada area berbahaya hal ini dilakukan guna meningkatkan kekayaan asset dan meningkatkan keselamatan kerja,” katanya.
 
Rencana ke depan MIND ID yaitu fokus pada pengembangan proses Data Analytic hingga mencapai proses cognitive (decision making autonomy) dengan memanfaatkan machine learning (ML) dan artificial intelligence (AI). Kemudian strategic war room untuk melakukan proses monitor end to end dengan dilengkapi teknologi Augmented reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dan visualisasi data dalam bentuk 2D atau 3D reality, dan juga ikut serta dalam pengembangan business dengan trend technology yang ada kedepan seperti ‘Metaverse’ atau sejenisnya.
 
Sementara rencana untuk anggota holding, pertama ANTAM melakukan pengembangan “Digital Gold” sistem yang menggabungkan dua sistem besar retail di Antam (Logam Mulia dan LM Brankas). Hal ini dapat meningkatkan capacity business ANTAM itu sendiri.
 
Kedua, Timah berencana melakukan ‘Fuel management system’ untuk mengontrol penggunaan fuel yang di miliki oleh Timah. Ketiga, Bukit Asam sistem monitoring progress perawatan fasilitas tambang.
 
Keempat, Inalum berencana melakukan transformasi digital di area produksi pada area smelter dengan melakukan proses integrasi data dari PLC dan SCADA, dan data integration sehingga bisa memberikan value seperti early warning system, preventive analytic dan cost effectiveness.
 
Partner, Business Transformation Consulting, PT Ernst & Young Indonesia Isnaeni Achdiat mengingatkan agar digitalisasi ini direncanakan hingga soal keamanan data. Perencanaan ini harus maksimal.
 
“Saya menambahkan (dengan digitalisasi ini) dulu kita enggak punya data (yang terintegrasi). Nanti kita punya data yang sangat banyak. Kita khawatir datanya di-hack sehingga segala macam security harus by design, harus dipikirkan dari sekarang,” kata Isnaeni.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan