Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan pengembangan kendaraan listrik tetap berjalan tanpa harus menunggu pasokan listrik seluruhnya bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).
Menurut Dadan, pengembangan kendaraan listrik maupun EBT harus berjalan bersamaan. Ia bilang, pemerintah juga terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik EBT.
"Apakah kita harus menunggu listrik bersih dulu, baru mobil listrik jalan? Sekarang kita proses dua-duanya," kata Dadan dalam webinar Peran Energi Baru Terbarukan untuk Mewujudkan Sustainable City di Indonesia, Rabu, 24 Februari 2021.
Menurut Dadan, meskipun saat ini pasokan listrik didominasi oleh batu bara yakni sekitar 65 persen, namun jika program percepatan kendaraan listrik berbasis baterai bisa berjalan secara optimal, maka akan berpengaruh pula pada pengurangan emisi karbon dibandingkan menggunakan kendaraan bahan bakar minyak (BBM).
"Mobil listrik tetap lebih ramah lingkungan meskipun listrik 65 persen batu bara, dibandingkan dengan listriknya bahan bakar fosil secara langsung," ujar dia.
Saat ini, sejumlah PLTU sudah menggunakan teknologi ultra supercritical yang dinilai efisien dalam memproduksi listrik. PLTU Cilacap Jawa 8 berkapasitas 1.000 megawatt (MW) dan PLTU Jawa 7 berkapasitas 1.000 MW merupakan dua pembangkit yang menerapkan teknologi ini.
Selain itu, pemerintah juga terus mendorong penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap yang bisa dipasang di rumah-rumah warga. Listrik yang dihasilkan dari matahari ini bisa digunakan untuk bahan bakar kendaraan listrik dan mengisinya di rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id