Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Tak hanya Sinovac, Pemerintah Sudah 'Amankan' Novavax dan AstraZeneca

Annisa ayu artanti • 31 Desember 2020 13:11
Bandung: Pemerintah Indonesia melalui Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) telah mengamankan lebih banyak dan ragam pasokan vaksin covid-19, selain vaksin Sinovac yang berasal dari Tiongkok.
 
Bio Farma telah menandatangani kesepakatan dengan pengembang asal Amerika dan Kanada, Novavax, dan pengembang vaksin dari Inggris dan Jerman, AstraZeneca.
 
Untuk vaksin Novavax, Bio Farma menambah pemesanan dari 30 juta menjadi 50 juta dosis. Sementara untuk vaksin AstraZeneca, Bio Farma memesan sebanyak 50 juta dosis. Selain itu, Bio Farma juga akan mendatangkan vaksin tambahan Sinovac.

"Dengan kebutuhan 426 juta dosis vaksin covid-19 untuk melindungi masyarakat Indonesia, sangat penting untuk mengamankan pasokan vaksin dari berbagai pengembang vaksin di dunia," kata Direktur Utama Bio Farma Honesty Basyir dalam keterangan tertulis, Kamis, 31 Desember 2020.
 
Honesti mengungkapkan sebagai Holding BUMN Farmasi, pihaknya siap mendukung upaya ini dengan menyiapkan ketersediaan dan beragam pasokan vaksin covid-19 dari perusahaan-perusahaan yang disetujui pemerintah.
 
"Keberagaman vaksin tidak hanya dari sisi asal pengembang, tetapi juga kriteria dan rentang penerimanya, untuk memberikan perlindungan seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia," ungkapnya.
 
Lebih lanjut, Honesti merinci kembali beberapa komitmen pasokan vaksin yang telah diamankan perusahaan dari berbagai sumber yaitu Sinovac sebanyak tiga juta dosis dalam bentuk jadi dan  sebanyak 140 juta dosis dalam bentuk bulk yang akan dikirim Januari 2021.
 
Sementara, lanjut Honesti Basyir, Novovax akan menyediakan sebanyak 50 juta dosis dengan opsi penambahan 80 juta dosis, mulai disediakan mulai triwulan kedua 2021 hingga triwulan pertama 2022, dan akan didistribusikan melalui salah satu anggota Holding BUMN Farmasi, yaitu PT Indofarma Tbk.
 
"AstraZeneca berkomitmen menyediakan sebanyak 50 juta dosis, bisa ditambah sebanyak 50 juta dosis berikutnya, yang akan tersedia mulai triwulan kedua 2021 hingga triwulan pertama 2022. Sementara, kerja sama dengan pengembang vaksin asal Amerika Pfizer-BioNTech, tengah dalam proses finalisasi," pungkasnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan