Ilustrasi. Foto: MI/Bagus Surya
Ilustrasi. Foto: MI/Bagus Surya

RI Berpeluang Masuk ke Rantai Nilai Pangan dengan IA CEPA

Suci Sedya Utami • 14 April 2021 19:39
Jakarta: Indonesia memiliki peluang untuk masuk ke dalam rantai nilai pangan atau food value chain melalui Economic Powerhouse dalam kemitraan Indonesia Australia-Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
 
Ratifikasi IA CEPA diharapkan dapat menguatkan posisi Indonesia dalam food value chain yang pada akhirnya dapat menjadikan industri pengolahan pangan Indonesia menjadi salah satu pemain penting di dunia.
 
Berdasarkan penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), industri pengolahan makanan dan minuman merupakan kontributor ekspor Indonesia terbesar kedua setelah pertambangan. Selain itu, industri pengolahan makanan menyumbang sekitar 30-40 persen dari total hasil produksi dan mempekerjakan sekitar 20 persen dari semua pekerja manufaktur dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang berkontribusi pada 75 persen lapangan kerja.

Saat ini, output dari sektor ini didominasi oleh perusahaan besar seperti Indofood, Wings, Mayora, GarudaFood, Nestle, Heinz, Kraft, Unilever, dan Danone. Hal ini menunjukkan bahwa sektor makanan dan minuman adalah sektor yang kompleks dengan banyak pemain, mulai dari usaha mikro hingga besar.
 
Investasi pada industri pengolahan makanan terus meningkat pada investasi domestik, yang merupakan sektor sekunder terbesar pada 2019, dan ketiga dalam hal Foreign Direct Investment (FDI) setelah kimia, farmasi, dan logam dasar.
 
"Indonesia dapat memanfaatkan Economic Powerhouse dalam kemitraan IA-CEPA. Indonesia dan Australia merupakan pemain kecil di industri pengolahan makanan dan minuman tingkat global dengan pangsa ekspor dan impor global masing-masing di bawah dua persen," kata Peneliti CIPS Arianto Patunru dalam keterangan resmi, Rabu, 14 April 2021.
 
Kedua negara telah mengeksplorasi konsep powerhouse untuk daging sapi sejak 2019 di bawah Red and Cattle Partnership. Pengalaman dalam kerja sama ini tentu dapat dijadikan modal yang berharga untuk membangun powerhouse di sektor lain juga.
 
IA-CEPA juga menyediakan program pelatihan industri melalui Grain Partnership kepada pabrik tepung, roti, dan produsen mi. Kemitraan juga berupaya meningkatkan kualitas dan standar keamanan pangan untuk memperluas akses ekspor ke pasar negara ketiga yang lebih luas.
 
CIPS merekomendasikan beberapa hal untuk memperkuat posisi industri pengolahan pangan dalam food value chain. Sistem perizinan yang ada perlu diganti dengan sistem persetujuan otomatis untuk perizinan impor (automatic import licensing system).
 
Penggunaan automatic import licensing system diperlukan untuk menghapus batasan untuk masuk ke pasar bagi swasta. Automatic import licensing system menciptakan fleksibilitas yang dibutuhkan oleh importir untuk merespons sinyal pasar internasional demi keuntungan konsumen Indonesia. Selain itu, dibutuhkan sejumlah penyesuaian pada peraturan turunan dan peraturan teknis terkait kebijakan impor pangan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan