Almeyda Nayara, 14, sudah berbisnis mainan anak slime selama enam tahun. Sejak usia 9 tahun Naya sudah merintis usaha miliknya.
"Saat itu dia datang kerumah dengan membawa mainan kenyal miliknya, dan saat itu dia sedang bereksperimen dengan slime-nya untuk di jual pada event enterpreneur di sekolah," kata ibu Almeyda Nayara, Imelda Liana Sari, dalam program Kick Andy, 21 November 2021.
Menurut orang tua Naya, sapaan Almeyda, anaknya sudah memiliki naluri menjadi pengusaha sejak kecil. Saat slime digemari sewaktu Naya duduk di kelas 4 sekolah dasar, anaknya mulai membuat slime sendiri dan dijual saat acara sekolah.
Awalnya Naya tidak mendapatkan izin dari kedua orang tua pada saat ingin berjualan. Namun, saat Naya sepulang sekolah, anaknya membawa uang Rp70 ribu rupiah dari hasil jualan slime.
Di situ orang tua Naya sadar, anaknya punya bakat jadi pengusaha.
Berbalik haluan mendukung
Mulai dari situ Imelda ibunda Naya mengizinkan dan mendukung Naya mengembangkan usaha miliknya. Saat ini, Naya bahkan dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.Selama satu bulan berjualan slime melalui toko online dan offline, bisnis Naya bisa meraup omzet Rp 60-70 juta rupiah per bulan. Mental pengusaha yang gigih ditunjukkan Naya dengan tetap berjuang dan membangun usaha di tengah pandemi covid-19.
Hasil berjualan tersebut bahkan tak dinikmati Naya sendirian. Sebagian keuntungannya didonasikan kepada masyarakat yang tidak mampu.
"Bermula dari hobi kemudian menghasilkan sesuatu berupa uang, terus dia juga bisa membuka lapangan pekerjaan," kata Imelda.
Belajar dari contoh ini, orang tua diharapkan terus mengasah minat dan bakat anak. Anak lebih baik dibimbing untuk menentukan keinginan dan mencari kegiatan yang membuatnya nyaman.
Belajar dari Naya, obi yang dimiliki pun dapat berguna dan bermanfaat bagi orang banyak. (Taris Dwi Aryani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News